Lihat ke Halaman Asli

Arinda Eka Savitri

Libatkan Allah SWT dalam setiap langkah mu

Filsafat Realisme dan Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Realisme

Diperbarui: 11 April 2020   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pengertian filsafat realisme

Realisme berasal dari bahasa latin yang berarti ada, nyata, atau benar. Realisme juga berasal dari bahasa inggris yang berarti reality(kebenaran), fakta, kenyataan. Jadi realisme menggambarkan keadaan atau peristiwa yang dialami manusia secara nyata, bukan khayalan.

Aliran realisme ini berpandangan bahwa hakikat realitas adalah hal fisik dan rohani, keduanya saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Pandangan realisme bahwa objek-objek Indra adalah real dan nyata tidak di sandarkan kepada kesadaran akal(khayalan).

Realisme merupakan aliran klasik yang di sandarkan kepada aritoteles yang memandang dunia ke dalam tema material (nyata), maksudnya segala sesuatu yang ada di depan mata kita adalah sesuatu real sesuatu yang nyata dan terpisah dari khayalan yang ada di dalam fikiran.
Aliran realisme ini sebenarnya pikiran manusia yang kosong atau biasa disebut Tabula rasa. 

Tabularasa itu menganggap bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci dalam agama), laksana kereta kosong yang tidak memiliki pangetahuan apapun. Yang memberi pengetahuan afalah hasil pengalaman yang di dapat selama menjalani kehidupannya.

Realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh yang bersifat dualistis yaitu hal fisik dan rohani. Disinilah realisme memadukan materialisme dengan idealisme.

Pengetahuan dalam dunia pendidikan bukan hanya terletak pada obyek tetapi juga subyek. Pendidikan akan mengalami keberhasilan, jika pendidik dan anak didik memiliki persepsi dan keinginan pengetahuan yg sama.

Pada prinsipnya realisme memandang hakikat wujud/realitas/ontologi secara dualitas, terdiri atas dunia fisik dan rohani. Realisme dalam dunia pendidikan memiliki prinsip, antara lain:

1) memberi perhatian pada peserta didik seperti apa adanya.

2) insiatif dalam pendidikan berada pendidik bukan pada anak.

Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan hidup dan tanggung jawab social, dan menciptakan anak didik untuk menguasai pengetahuan yang handal dan dapat dipercaya melalui kedisiplinan mental maupun moral

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline