Lihat ke Halaman Asli

Arinda Eka Savitri

Libatkan Allah SWT dalam setiap langkah mu

Pengertian Filsafat Pendidikan Idealisme dan Tokoh Filsafat Pendidikan Idealisme

Diperbarui: 15 Juni 2021   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian Filsafat Pendidikan Idealisme dan Tokoh Filsafat Pendidikan Idealisme. | Kompas

1. Pengertian filsafat pendidikan idealisme

Idealisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan kebenaran yang paling tinggi adalah ide dari diri sendiri bukan dari orang lain. Jadi, dalam konteks pendidikan ini Islam menceritakan pemikiran atau ide tertinggi. Secara kelembagaan konstitusional, pendidikan akan dikombinasi oleh fakultas atau jurusan filsafat dan pemikiran pendidikan.

Aliran idealisme ini menggunakan evaluasi essai karena efektif dalam proses belajar mengajar dan juga dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengembangkan soal. Jadi aliran idealisme merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran manusia sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia itu sendiri bukan dari pemikiran mahluk lainnya. 

Dalam pendidikan, aliran idealisme merupakan aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan. Hal tersebut bisa kita lihat pada metode dan kurikulum pada yang digunakan oleh sekolah tersebut.

Filsafat idealisme sangat penting dalam dunia mendidikan karena meletakkan manusia atau peserta didik sebagai subjek memiliki pengetahuan yang tersimpan dalam dirinya, baik pengetahuan umum maupun agama. Pada taraf inilah, pendidikan harus mampu mengeluarkan seluruh potensi dalam diri anak didik, baik secara rasional dan nyata.

Baca juga: Filsafat Timur dan Barat, Antara Moral dan Rasionalitas 

2. Filosofi tokoh filsafat pendidikan idealisme

a. Plato

Plato ini merupakan seorang pria yang salah satu dari keluarga Aristokrasi pada tahun 427 SM. Aliran idealisme dalam pengetahuan berpendapat bahwasanya pengetahuan tidak dapat diperoleh melalui panca indera karena dunia itu Maya atau menyamping dari dunia kenyataan. Hal ini juga dikemukakan oleh Plato bahwasanya kita itu tidak dapat memiliki pengetahuan sejati kalau kita melihatnya dari segala sesuatu yang dapat berubah.

Menurutnya jika kita memiliki pengetahuan sejati apabila kita dapat memahami dari akal apa yang dipahami oleh akal. Yaitu secara universal juga dipahami orang lain. 

Contohnya dalam ilmu matematika yang perkalian bahwa jika orang ditanya tentang perkalian maka jawabannya akan sama tetapi berbeda dengan ketika orang ditanya warna pelangi apa yang paling bagus maka hampir setiap jawabannya pasti berbeda karena setiap panca indera menghasilkan bentuk karya seni sendiri yang menurutnya bagus. Jadi, panca indera tidak bisa dipercaya dalam aliran ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline