Lihat ke Halaman Asli

Arinda Eka Savitri

Libatkan Allah SWT dalam setiap langkahmu

Aliran Eksistensialisme dan Pemikiran Tokoh-tokohnya dalam Filsafat Pendidikan

Diperbarui: 21 Juni 2021   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami Aliran Eksistensialisme dan Pemikiran Tokoh-tokohnya dalam Filsafat Pendidikan (unsplash/freestocks)

Assalamu'alaikum kawan, kali ini saya akan berbagi sedikit pengetahuan tentang eksistensialisme. Silahkan dibaca dan dipahami ya!

Pengertian Eksistensialisme

Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang lahir karena ketidakpuasan beberapa filsuf pada masa yunani yang memandang manusia mempunyai kebebasan untuk melakukan tindakan dan bertanggung jawab atas tindakan yang telah diperbuat.

Aliran eksistensialisme terbagi menjadi dua yaitu :

1. Teitis : manusia mempunyai kebebasan bereksisitensi namun eksistensinya di pengaruhi oleh kehendak tuhan bukan kehendak manusia itu sendiri.

2. Ateitis : manusia mempunyai kebebasan bereksistensi dari dirinya sendiri bukan dari kehendak dari tuhan.
Contoh di dalam pendidikan yaitu guru ikut serta dalam membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

Baca juga : Filsafat Pendidikan dan Konvergensi Pembelajaran di Masa New Normal

Metode pembelajaran Humanistik dinilai sangat cocok dengan aliran filsafat eksistensialisme karena metode humanistik sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat serta potensi manusia/peserta didik itu sendiri.

Madhab humanistik berarti semua aliran yang menjadikan manusia sebagai subjek bukan objek. Termasuk eksistensialisme yang memfokuskan pemikirannya kepada manusia.

Perbedaan pemikiran dalam eksistensialisme berawal dari anggapan esensi yang mendahului eksistensi ataupun sebaliknya. Sebagian yang berpikir esensi mendahului eksistensi beranggapan manusia memiliki keterbatasan dalam dunia ini, dan Tuhan menjadi penolongnya. Ini adalah orang teistik.

Sebagian lainnya, eksistensi mendahului esensi. Segala sesuatu yang dikatakan benar itu yang terlihat. Yg tak terlihat tidak pernah ada, semuanya tidak ada kecuali diri kita dalam kehidupan ini. Inilah sebagian penganut atheistik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline