Lihat ke Halaman Asli

Karena DIA [tak] SEMPURNA

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai you.....

Kamukah yang akan menikah esok hari? Atau pasca lebaran nanti? mmmmm atau kau yang akan memasuki mahligai rumah tangga tahun ini? Saya yakin betapa bahagiamu tak terbilang kali ini menunggu saat yang kuyakin takkan terlupakan seumur hidupmu. Inilah sebuah fase kehidupan yang aku yakin telah sejak lama ingin kau jejaki.

Namun tunggu dulu,

Sebelum janur kuning itu menghiasi resepsi pernikahanmu,

Sebelum janji suci itu kau ucapkan,

Sebelum komitmen itu kau nodai dengan perangaimu, atau bisa jadi kata cerai darimu,

Sisihkanlah waktumu sejenak kawan,

tuk menarik benang merah berikut ini

* * * * *

Beberapa saat menjelang penyelenggaraan akad nikah di sebuah rumah yang sederhana yang disesaki oleh banyaknya tamu yang datang, seorang ayah memanggil calon menantu yang hendak menikah dengan putrinya beberapa menit ke depan. Sang ayah mengajak calon menantunya ke pojok ruangan dan memberikan sebuah wejangan sederhana tentang bagaimana agar pernikahan calon menantunya dengan putri tercintanya berjalan langgeng dan bahagia.

Calon menantunya yang sedari tadi cukup tegang merapal bacaan akad nikah yang sebentar lagi harus diutarakannya di depan Calon Mertua dan para undangan menatap teduh calon Mertuanya.Ada sedikit tanya di hatinya yang mencoba menerka apa gerangan maksud calon mertuanya itu memanggilnya. Di tengah ribuan tanda tanya, tiba-tiba tanya yang tak sempat tersampaikan itu terjawab sudah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline