Lihat ke Halaman Asli

Aku Mati

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelap.
Aku sendiri di tengah keramaian.
Suara itu terdengar sayup.
Bergemuruh.
Lantunan ayat cinta dari sang kekasih.
Sayup-sayup.
Mereka menghilang.

Tiba-tiba, ia datang!
Meloloskan tulangku dari setiap sendinya.
Sakit. Aku merintih.
Pedih. Terkoyak nadiku.
Nyeri. Setiap darahku berhenti mengalir.
Aku terbang.
Aku melayang.
Melihat mereka merenda air mata.
Mereka menangis tapi tak menjerit.
Apa lagi meronta.
Mereka mencium tubuhku.
Pasrah.
Yang ku tahu.
Aku mati.

Gelap.

*dedikasi untuk dua orang yang lebih dulu meninggalkan dunia fana ini:

bpk. Aduk suranto (30 Mei 2009)
Allan dwifa putra (03 Juni 2009).
Semoga Allah memberikan tempat terbaik bagi mereka.
Dan bagi kita yang masih bernyawa sadarilah bahwa sesungguhnya kematian itu amat dekat*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline