Lihat ke Halaman Asli

Arina Azkia

Mahasiswa

Peran Ekonomi Islam dalam Mendukung Ekonomi hijau dan Berkelanjutan

Diperbarui: 5 Juni 2024   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan ekonomi islam telah menjadi perhatian masyarakat pada beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi islam memperkenalkan keadilan, keseimbangan, dan keberlanjutan yang sejalan dengan nilai-nilai etika islam. Kebijakan pemerintah juga menjadi dukungan yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi, terutama dalam perkembangan industri kecil. Penggabungan antara ekonomi islam dan ekonomi hijau dapat memberikan peluang kolaborasi yang unik untuk mencapai tujuan Pembangunan berkelanjutan yang adil dan menyeluruh.

Ekonomi hijau dapat diartikan sebagai suatu konsep yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan dengan cara mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Dalam hal ini tidak hanya mempertahankan kualitas lingkungan tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam penerapannya ekonomi hijau dan berkelanjutan memegang beberapa prinsip. Pertama, kesejahteraan yang bersifat people centred dengan tujuan untuk mewujudkan kemakmuran bersama. Kedua, keadilan yang mendorong kesetaraan pada semua generasi. Dan ketiga, efisiensi dan kecukupan yang mendorong pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan

Ekonomi islam dapat memberikan nilai-nilai agama yang berbasis pada keadilan dan keberlanjutan. Sedangkan ekonomi hijau berkelanjutan dapat memberikan prinsip-prinsip berkelanjutan dan keadilan sosial yang lebih spesifik. Dengan begitu integrasi antara keduanya dapat membantu untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih baik dan inklusif. Keterkaitan antara ekonomi hijau dan ekonomi islam terlihat dalam beberapa aspek. Ekonomi hijau menegaskan pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Konsep ini sejalan dengan ajaran islam yang mengajarkan pemeliharaan alam dan larangan untuk merusaknya. Konsep mizan dalam islam mengajarkan agar tidak berlebih-lebihan dalam mengambil dan menggunakan sumber daya alam serta menjaga kelestarian ekosistemnya. Dalam hukum islam terdapat konsep istihlah yang mengajarkan sumber daya alam adalah milik bersama dan harus dikelola secara bijaksana. Prinsip maqashid syariah juga menekankan pencapaian kesejahteraan sosial, termasuk ekonomi yang berkelanjutan.

Prinsip ekonomi yang mendukung keberlanjutan meliputi larangan riba yang merupakan prinsip ekonomi islam yang mendukung keberlanjutan. Menghindari riba dapat mendorong pembiayaan yang lebih adil dan dapat mengurangi beban hutang. Pengelolaan dana zakat dan sedekah juga dapat digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Selain itu larangan israf atau pemborosan ditujukan untuk mendorong konsumsi yang bijak dan pengelolaan sumber daya alam secara efisien. Serta etika bisnis dan tanggung jawab sosial, pelaku usaha diharapkan berperilaku etis dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Misalnya dalam pembuangan limbah pabrik yang harus memperhatikan lingkungan disekitarnya.

Ekonomi islam dan ekonomi hijau berkelanjutan mendapati tantangan dalam implementasinya. Salah satunya adalah keterbatasan sistem ekonomi islam hanya dikenali dalam ruang lingkup yang sempit. Yaitu hanya pada Lembaga-lembaga keuangan syariah. Padahal ruang lingkup ekonomi itu cukuplah luas yang meliputi sektor rill seperti perdagangan, pertanian, dan perindustrian. Minimnya minat literasi masyarakat terhadap ekonomi islam juga dapat mempengaruhi berjalannya kegiatan ekonomi ini. Adanya tantangan tentu ada juga peluangnya. Jika dintegrasikan dengan sempurna antara ekonomi islam dan ekonomi hijau maka akan menciptakan peluang kolaborasi yang Istimewa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline