Lihat ke Halaman Asli

Arina Amaliya

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember

KKN BTV 3 UNEJ: Inovasi Kemasan Murah tapi Tak Murahan untuk UMKM

Diperbarui: 29 Agustus 2021   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar. Kegiatan KKN BTV 3 Pada UMKM Sate Taichan di Kota Madiun/dokpri

Madiun (29/08/2021) - Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun merupakan salah satu lokasi sasaran untuk KKN BTV (Back To Village) oleh salah satu Mahasiswa bernama Arina Amaliya yang merupakan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember (http://unej.ac.id). KKN BTV pada periode ke-3 ini  merupakan suatu program yang dilakukan dalam bentuk pengabdian mahasiswa secara langsung kepada masyarakat di tingkat Desa/Kelurahan. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri pada lokasi atau daerah masing-masing mahasiswa. 

Spesifikasi lokasi kegiatan KKN berada di Jl. Panglima Sudirman, Gang Jambe. Wilayah ini merupakan perkampungan yang padat penduduk dengan jumlah mencapai kurang lebih 80 KK (Kartu Keluarga) dalam satu RT. Padatnya jumlah penduduk ditambah lagi dengan kondisi lingkungan perkotaan membuat kegiatan masyarakatnya tidak terlepas dari kegiatan perkantoran, pasar, hingga pada wirausaha dengan skala mikro. UMKM merupakan salah satu profesi yang cukup banyak dilakukan oleh warga di lingkungan ini khususnya produk makanan yang beragam jenis mulai dari makanan berat, makanan ringan, hingga minuman.

Sate Taichan merupakan salah satuproduk hasil dari UMKM yang berlokasi di Jl. Panglima Sudirman, Gang Jambe Kota Madiun. Usaha yang berbasis menjual makanan berat hingga camilan ini dikelola langsung oleh kakak Laila Megantary sejak tahun 2019. Adanya pandemi Covid-19 tentunya membawa dampak kurang baik terhadap usaha yang dikelola oleh perempuan berusia 24 tahun tersebut, pasalnya wabah tersebut memaksanya untuk memindahkan lokasi jualan dari yang sebelumnya di pujasera kini lebih memilih untuk berjualan di rumah. 

Selain itu, pembatasan jam jualan hingga aturan larangan untuk makan di tempat menjadikan usaha ini lebih terpuruk lagi. Pemilik tetap berusaha membangkitkan usahanya dengan memanfaatkan media sosial hingga pada aplikasi layanan seperti Grab hingga Go-Jek, sayangnya usaha tersebut masih belum bisa membangkitkan usahanya dikarenakan lokasi jualan di dalam gang yang kurang strategis. "Untuk saat ini yang saya harapkan untuk dapat memperluas pasar, seperti produk yang bisa dijual di Shopee, Tokopedia, atau lainnya" ujar kak Laila. Produk sate yang tidak tahan lama menjadi masalah utama dalam melakukan perluasan pasar tersebut.

Langkah yang bisa dilakukan dalam menangani permasalahan dan keinganan pemilik usaha tersebut adalah membuat sebuah inovasi produk. Pendampingan Mahasiswa KKN BTV-3 Universitas Jember tertuju pada beberapa program kerja diantaranya yaitu melakukan inovasi kemasan dan pengembangan digital marketing. Inovasi kemasan yang kini sedang marak digunakan adalah pemanfaatan teknologi berupa vacuum sealer. 

Vacuum sealer merupkan sebuah teknologi pengemasan yang banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha khususnya yang memproduksi produk basah (tidak tahan lama). Salah satu keunggulan alat ini adalah harganya terjangkau yang dapat diperoleh mulai dari harga Rp 150.000,00. Banyak toko peralatan elektronik yang menjual alat tersebut baik secara offline ataupun online. Penggunaan alat yang sangat mudah dan daya listrik yang rendah menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha dengan skala mikro.

Gambar. Produk Sate Taichan dengan memanfaatkan Vacuum Sealer/dokpri

Penggunaan alat vacuum sealer menjadi salah satu langkah yang dirasa tepat untuk diterapkan pada produk UMKM berbasis agroindustri. Salah satunya adalah produk sate taichan yang dikelola oleh Kak Laila. Hal tersebut dikarenakan produk yang hampa udara akan membuat bakteri dan jamur sulit untuk berkembang biak, serta mampu mempertahankan kesegaran produk. Proses vacuum dipercaya dapat membuat produk 3-5kali lebih tahan lama dibandingkan dengan produk segar dengan kemasan non vacuum. Produk yang lebih tahan lama tersebut diharapkan dapat memudahkan pemilik usaha dalam melakukan pengembangan usaha melalui platform pemasaran online seperti Shopee, Tokopedia, dan lainnya. 

(Arina Amaliya/181510601065/ KLP 73/ DPL. Widya Kristiyanti Putri, S.Pd., M.Si




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline