Lihat ke Halaman Asli

Malaikat Hidupku

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jari ini belum mengerti akan arti genggaman belaian tanganmu

Hanya mengerti akan hadir senyumanmu setiap lelahku

Begitu lama ku memahami arti dari senyumanmu

Detik demi detik, ku bertambahnya usia dan mendekati ajalku

Begitu sakit akan kerinduanku padamu

13 tahun waktu yang tak mungkin dapat dihitung dengan dentingnya waktu

Begitu pula ku tak merasakan kasih sayangmu lagi

Tak melihat senyumanmu

Tak bisa merasakan kehangatan pelukanmu disaat apa yang aku raih

Rindu akan canda tawamu

Rindu akan nasehatmu

Semua kerinduanku hanya aku rasakan dengan kepedihan dibalik senyumanku

Kadang, hati ini merasa iri terhadap apa yang orang lain dapat

Diri ini berfikir…

“apa Allah tidak sayang denganku?, apa Allah tidak adil denganku?”

Kapan ku kan merasakan senyuman mereka yang penuh dengan kenyataan

Padahal senyumanku penuh dengan kepalsuan

Sampai detik ini, ku tak pernah lupa dengan ciumanmu didahiku

Sampai kapanpun, sampai nafas ini berhenti

Ku kan slalu mendo’akanmu

Mungkin, ini salah satu bentuk kecintaan sang kuasa terhadap diri ini

Ayah…

Diri ini tak tega melihat kau yang kesepian

Sepi akan canda tawa kita bersama

Sepi akan kasih sayang

Sepi akan kelelahan yang tlah lama kita hadapi

Ayah…

Anakmu disiniYang tak bisa menemanimu disaat pedih tlah menerpamu

Tapi, do’aku untukmu takkan terlupakan sampai mata ini kan tertutup untuk slamanya

Ayah…

Ku merindukanmu

Rindu akan kasih sayangmu yang talah lama tak ku rasakan

Rindu akan senyumanmu

Semoga Allah slalu melindungi setiap langkahmu..

Amiiiin,,,

Anakmu yg slalu menyanyangimu

Arina




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline