Lihat ke Halaman Asli

Apakah Lingkungan Pendidikan Sudah Mengubah Karakter Siswa?

Diperbarui: 2 November 2023   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan sebuah hal yang seharusnya didapat oleh setiap insan manusia tak terkecuali diri sendiri. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pengembangan dan proses pencerdasan bagi setiap manusia. Banyak pendidikan karakter yang bisa kita dapatkan dari berbagai sudut yang mana semuanya praktis, teoritis dan normatif. Namun pendidikan karakter tak ubahnya menjadi sebuah jalan untuk membentuk suatu karakter diri sendiri, mulai dari lingkungan,pembelajaran dan Bimbingan.  Sampai Saat ini pendidikan di indonesia belum dirasa mampu mengubah karakter secara maksimal. Secara historis, pendidikan karakter telah menjadi semangat dalam praktek pendidikan di Indonesia. Awalnya, kebijakan pendidikan diarahkan pada pembentukan karakter sebagaimana digagas pendiri bangsa. Beberapa pendidik Indonesia yang terkenal, seperti Ki Hajar Dewantara, telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai bentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi pada saat itu. Kenyataanya masih banyak anak-anak khususnya anak-anak sekolah yang belum mengenal dan memberdayakan potensi karakter dari hasil pendidikan sehingga ketika sudah tingkat lanjut karakternya sudah berubah. Banyak penyebab berubahnya karakter seperti dari lingkungan yang kurang memadai/tidak baik, bimbingan serta edukasi dari pihak terdekat maupun pihak lain.

Jadi, Hasil pendidikan karakter tampak dari perilaku dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun bertindak. Pendidikan karakter sejatinya dapat menjadi pergerakan yang mendukung pengembangan sosial, emosional, dan etik anak-anak dengan upaya proaktif lingkungan yang membantu anak-anak mengembangkan nilai-nilai etika dan kinerja, seperti kesiplinan, kejujuran, tanggung jawab, serta menghargai diri sendiri dan orang lain khususnya  dalam hal ini anak-anak sekolah.

Selanjutnya, dengan perkembangan nilai etika anak-anak khususnya anak sekolah akan melakukan dan mengikuti rutinitas kegiatan sekolah baik itu kegiatan baik itu kegiatan belajar di sekolah secara mandiri maupun kegiatan belajar di kelas, sehingga dapat membentuk suatu kedisiplinan. Setelahnya, dari terbentuk kedisiplinan tersebut akan membuat anak-anak belajar tanggung jawab dari amanah yang diberikan oleh guru seperti tugas rumah. Hal ini akan meningkatkan daya kognitif dan integritas karena akan dikerjakan secara maksimal supaya tidak jadi arahan bu guru ketika di sekolah. Hal ini juga menjadi pengaruh ke sikap hormat anak-anak terhadap guru/orang yang dihormati. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penghormatan berbanding lurus dengan kewibawaan. Artinya, guru/orang yang dihormati  juga memiliki peranan penting untuk membangun karisma dan kewibawaannya dengan mencontohkan kebiasaan-kebiasaan dan perilaku yang baik kepada seluruh anak-anak. contoh : Sifat jujur akan menghindari perilaku siswa dari mencontek. Oleh karena itu, membentuk karakter anak-anak yang jujur berpengaruh signifikan dalam mencerdaskan siswa karena anak-anak sekolah akan belajar lebih giat dan berpedoman kepada kemandirian untuk mencapai nilai yang bagus.

Proses pembelajaran karakter hendaknya lebih diarahkan pada aspek pengetahuan, dan perilaku. Dua aspek tersebut menjadi perhatian dalam mencapai pendidikan berkarakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline