Lihat ke Halaman Asli

Karena Aku Dulu Kurang Sabar

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kehidupan relatif mapan dengan pekerjaan yang baik dan suami tampan tak cukup membuat Yanti tenang.

Anak gadis sematawayangnya enggan tinggal bersamanya dan pilih menetap di rumah kos. Inilah yang membuat Yanti gelisah. Ini adalah anak dari suaminya yang dulu. Dengan suami sekarang, Yanti belum mempunyai anak.

"Aku menceraikan suamiku yang dulu karena dia itu malas. Aku tidak suka. Sementara di luar rumah, setiap hari aku bertemu pria-pria hebat. Tapi setelah kurenung-renungkan kini, dulu itu aku kurang sabar," cerita Yanti.

"Dengan suamiku kini, masalah juga tak kunjung berakhir. Hal-hal kecil saja bisa jadi masalah besar. Seterikaan kurang rapi, sudah teriak-teriak minta ampun," kata Yanti.

"Menikah lagi membuat kehidupan lebih rumit, terutama masalah anak. Andai aku bisa memutar waktu," tutur Yanti dengan tatapan menerawang.

.

...................

"Seseorang yang lari dari suatu masalah, maka masalah yang sama itu akan terus mengejarnya. Masalah bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi."

"Selama seseorang mendasarkan kebahagiaannya pada manusia lain, selama itu juga ia tak akan mendapatkan kebahagiaan."

"Sehebat apapun suami/istri, sebaik apapun suami/istri, tidak bisa menjamin kebahagiaan istri/suami. Kebahagiaan adalah keputusan pribadi tiap orang. Tak ada urusan dengan orang lain (suami/istri)."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline