Lihat ke Halaman Asli

Dialog Pangeran dan Tuan Putri

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

.


Pangeran : "Aku gelisah memikirkanmu wahai Tuan Putri."


Tuan Putri : "Wahai Pangeran, maukah kiranya kamu ceritakan padaku tentang gelisahmu itu, tentang apa yang kamu pikirkan mengenaiku itu?"


Pangeran : "Aku memikirkan apa yang terjadi padamu Tuan Putri. Apakah Tuan Putri sedang sedih? Sedang tidak bahagia?"


Tuan Putri : "Pangeran, apa itu sedih? Apa itu tidak bahagia?"


Pangeran : "Sedih itu tidak bahagia. Bahagia itu tidak sedih."


Tuan Putri : "Lalu bagaimana dengan orang yang mencintai kesedihan dan kebahagiaan?"


Pangeran : "Kesedihan dicintai untuk mengingatkan ada kebahagiaan. Kebahagiaan dicintai untuk mengingatkan ada kesedihan."


Tuan Putri : "Pangeran, aku ingin menjadi bagian dari mereka yang mencintai kesedihan dan kebahagiaan."


Pangeran : "Kita sudah otomatis menjadi bagian dari kesedihan dan kebahagiaan. Tinggal kita memilih porsi mana yang lebih dominan, Tuan Putri. Semoga selalu bisa memilih porsi bahagia lebih besar daripada kesedihan, tanpa menafikan kesedihan itu ada. Tidak ada manusia yang bahagia 100%. Begitu pula sebaliknya."


.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline