Lihat ke Halaman Asli

Menghadapi Anak yang Bertutur Kata Tidak Santun

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jangan putus asa ketika berhadapan dengan situasi anak baru gede yang mau remaja, berlaku ajaib yang belum sesuai dengan harapan.

Ini adalah ujian kesabaran bagi orang tua. ABG yang sensitivitasnya melangit, bertutur kata tidak santun, menunjukkan keakuan dan pemberontakan. Memintalah pertolongan kepada Tuhan melalui doa, supaya dilembutkan hatinya, supaya hatinya mudah mendapatkan pengertian yang baik.

Bisa dimengerti bila sesaat langit terasa runtuh. Orang tua juga manusia yang punya perasaan. Sadarilah, anak baru gede yang mendemonstrasikan penolakan itu belum mengerti sepenuhnya. Terima saja dulu apa adanya dan pahami pasti ada sesuatu yang tidak beres yang harus segera diluruskan.

Selalu ada kesempatan bagi orang tua untuk memperbaiki kesalahannya. Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Jangan merasa gagal menjadi orang tua. Bersabar. Situasi tidak menyenangkan semacam ini hanya bersifat sementara.

Anak-anak lebih peka, bisa meraba sejauh mana ketulusan orang tua hingga ke dasar hatinya. Saat ketulusan itu hadir, anak juga akan bersikap serupa, menunjukkan ketulusannya.

Anak juga manusia. Setelah orang tua memperlakukan anak sebagai pribadi yang otentik, anak akan meraih kembali eksistensinya sebagai sosok yang berharga.

Anak yang sedang perjalanan meninggalkan masa kanak-kanak menuju remaja, juga sedang dalam situasi pencarian bentuk jati diri yang mungkin membuatnya panik dan bingung, sehingga perilakunya bisa ajaib. Pengaruh-pengaruh luar yang barangkali tidak diperhitungkan sepenuhnya oleh orang tua, terkadang mewujud pada sikap-sikap yang tiba-tiba antagonis yang membuat darah orang tua mendidih, terkaget-kaget.

Tidak usah membelalakkan mata di depan anak. Tersenyum kalem saja. Tetap bertutur kata santun dengan penegasan yang lembut. Jangan khawatir, sikap ini tidak akan merobek wibawa orang tua di mata anak.

Ketika anak marah-marah tidak karuan juntrungannya, penting untuk tetap tenang. Jangan membalas dengan nada tinggi. Itu tidak akan menyelesaikan masalah. Mungkin yang timbul justru kekacauan yang semakin parah.

Jangan keluar kata-kata arogansi orang tua, kata-kata penghakiman atau apalagi kutukan. Jangan sampai. Sebab bila anak semakin tidak tertolong, orang tua juga yang akan kerepotan di masa-masa yang akan datang.

Bila terlanjur keluar kata-kata arogansi sebagai orang tua, segera minta maaf pada anak, katakan telah khilaf berucap. Juga dalam hati, minta maaf kepada Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline