Lihat ke Halaman Asli

Arimbi RahmaNingrum

Mahasiswa/UIN Raden Mas Said Surakarta

Siapa Sangka, Nasi Liwet Juga Paham Akuntansi? Nasi Liwet Bu Rima: Bukti Nyata Akuntansi Menumbuhkan Bisnis UMKM

Diperbarui: 7 Desember 2024   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nasi liwet Bu Rima, siapa sih yang enggak tahu kelezatannya? Di balik cita rasa yang bikin ketagihan, ternyata terdapat strategi bisnis yang terukur dan terencana dengan baik. Salah satu kunci keberhasilan Bu Rima adalah penerapan prinsip-prinsip akuntansi manajemen yang cermat. Kalau dilihat dari sisi akuntansi, kisah Bu Rima ini bisa jadi pelajaran berharga buat kita semua.

Banyak yang mengira bahwa akuntansi hanya penting bagi perusahaan besar. Namun, Bu Rima membuktikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi manajemen juga sangat relevan bagi UMKM seperti usaha nasi liwet. Dengan menerapkan konsep-konsep akuntansi secara cermat, Bu Rima mampu mengoptimalkan setiap rupiah yang keluar masuk bisnisnya. Mulai dari menghitung biaya produksi secara detail, menentukan harga jual yang tepat, hingga menyusun anggaran yang realistis, semua dilakukan dengan perhitungan yang matang.

Lebih dari sekadar menghitung angka, akuntansi manajemen telah menjadi pedoman penting bagi Bu Rima dalam menjalankan bisnisnya. Dengan menganalisis biaya secara cermat, Bu Rima bisa menemukan cara untuk meningkatkan keuntungan dan menjalankan bisnis dengan lebih efektif. Selain itu, dengan sistem pengendalian yang ketat, Bu Rima bisa mencegah terjadinya kesalahan dan memastikan semua transaksi bisnis dilakukan secara transparan. Namun, akuntansi manajemen bagi Bu Rima tidak berhenti sampai di situ. Melalui pendekatan BVL (Biaya, Volume, dan Laba) sebuah teknik analisis yang digunakan dalam akuntansi manajemen untuk membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

Penerapan analisis BVL sangat membantu Bu Rima dalam menentukan harga jual yang optimal. Dengan mengetahui biaya variabel dan kontribusi margin setiap porsi nasi liwet, Bu Rima dapat menentukan harga jual yang tidak hanya menutupi biaya produksi tetapi juga menghasilkan keuntungan yang cukup. Hasilnya, dengan penerapan analisis BVL penjualan nasi liwet Bu Rima meningkat sebesar 20% dalam satu tahun terakhir

Selain itu akuntansi manajemen menjadi indikator bagi Bu Rima dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang mengintai bisnisnya. Dengan menganalisis data keuangan secara mendalam, Bu Rima dapat mengantisipasi potensi masalah seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan selera konsumen, dan permintaan konsumen. Misalnya ketika harga beras melonjak drastis, akuntansi manajemen dapat memberikan peringatan dini sehingga Bu Rima dapat mencari alternatif bahan baku atau menyesuaikan harga jual produknya. Dengan demikian, Bu Rima dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk meminimalisir dampak negatif dari risiko-risiko tersebut

Salah satu kunci keberhasilan Bu Rima adalah kemampuannya dalam menganalisis biaya produksi secara cermat. Dengan memahami struktur biaya setiap porsi nasi liwet, mulai dari bahan baku seperti beras, santan, ayam, telur, sayur hingga bumbu-bumbu, serta biaya operasional seperti gas, listrik, dan gaji karyawan, Bu Rima dapat menentukan harga jual yang kompetitif namun tetap menguntungkan. Analisis biaya yang mendalam ini memungkinkan Bu Rima untuk mengidentifikasi komponen biaya yang dibutuhkan dan mencari cara untuk mengoptimalkannya. Konsep titik impas (break-even point) juga sangat penting dalam bisnis nasi liwet Bu Rima. Dengan menghitung jumlah porsi nasi liwet yang harus dijual untuk menutupi semua biaya, Bu Rima dapat menentukan target penjualan harian atau bulanan. Jika penjualan melebihi titik impas, maka Bu Rima akan mulai memperoleh keuntungan. Analisis titik impas ini membantu Bu Rima dalam merencanakan produksi dan menentukan strategi pemasaran yang efektif.

Bagi para pelaku UMKM lainnya, kisah Bu Rima dapat menjadi inspirasi dan motivasi untuk terus belajar dan mengembangkan bisnisnya. Karena dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi manajemen, UMKM dapat tumbuh menjadi bisnis yang lebih kuat dan mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

UMKM seringkali dipandang sebelah mata dalam dunia bisnis. Namun, kisah sukses Nasi Liwet Bu Rima membuktikan bahwa dengan penerapan prinsip-prinsip akuntansi manajemen yang tepat, bahwa sebuah usaha kecil pun dapat berkembang pesat. Melalui analisis biaya yang cermat, pengendalian keuangan yang ketat, dan perencanaan yang matang, Bu Rima mampu mengubah bisnisnya menjadi sebuah merek kuliner yang dikenal dan digemari.Analisis biaya yang cermat, pengendalian biaya yang efektif, manajemen persediaan yang baik, serta fleksibilitas dalam menghadapi perubahan pasar adalah kunci keberhasilan Bu Rima. Kisahnya menjadi inspirasi bagi para pelaku usaha kuliner lainnya untuk terus belajar dan mengembangkan bisnis mereka.

UMKM di Indonesia mempunyai banyak potensi besar untuk tumbuh serta berkembang. Namun, banyak UMKM yang masih menghadapi berbagai tantangan, seperti terbatasnya akses terhadap modal, dan pengetahuan tentang akuntansi manajemen.

UMKM memiliki peran yang sangat besar dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Pada tahun 2023 pelaku usaha UMKM di indonesia sudah mencapai sekitar 66 juta. Selain itu kontribusi UMKM mencapai 61% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yaitu setara Rp9.580 triliun. UMKM di Indonesia telah menyerap sekitar 117 juta pekerja (97%) dari semua total tenaga kerja.

Kisah sukses Nasi Liwet Bu Rima adalah bukti nyata bahwa dengan penerapan prinsip-prinsip akuntansi manajemen yang cermat, sebuah UMKM yang awalnya hanya usaha rumahan dapat bertransformasi menjadi bisnis yang kuat dan berdaya saing di pasar yang semakin dinamis. Melalui analisis data keuangan yang mendalam, Bu Rima mampu mengambil keputusan bisnis yang strategis, seperti menentukan harga jual yang optimal, mengelola persediaan dengan efisien, serta mengidentifikasi peluang pasar baru. Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi bukan hanya sekadar alat untuk mencatat transaksi, tetapi juga sebagai kompas yang memandu UMKM dalam mencapai tujuan bisnisnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline