Mendapatkan SIM (surat ijin mengemudi) secara prosedural adalah suatu cara mendidik generasi muda (usia sekolah SMA) untuk tidak melakukan kecurangan dan menghindari bibit korupsi.
Generasi millenial yang lahir di tahun 2000, maka pada tahun 2017 ini mereka sudah berhak untuk mengajukan dan mengikuti test untuk mendapatkan surat ijin mengemudi (SIM C dan SIM A).
Anak saya termasuk generasi millenial yang tahun 2017 yang ingin mendapatkan SIM C dan sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa untuk mendapatkan SIM masih banyak cara-cara curang baik melalui calo maupun biro jasa guna mendapatkan SIM tanpa melalui ujian teori maupun praktek secara prosedural.
Pada saat liburan sekolah bulan juni 2017 lalu, saya mengajak anak saya ke satpas Polres Metro Kota Bekasi. Tapi sebelumnya saya mencoba mencari informasi dan googling di internet apakah percaloan SIM masih merajelala di satpas polres bekasi dan hasilnya kita bisa baca: SIM C Rp550 Ribu, Calo Sim Gentayangan di Polres Bekasi Kota. Pelayanan SIM Polresta Bekasi Tak Becus, Harga SIM Rp450. Warga Keluhkan Sulitnya Dapat SIM C di Polres Bekasi.
Itu hanya sebagian contoh berita media saja, masih belum puas, saya juga mencoba menghubungi biro jasa yang ada iklan penawarannya di internet. Melalui WA saya mencoba mengontak salah satu biro jasa dan pihak biro jasa menawarkan dua pilihan, cara pertama datang ke Polres Bekasi bawa KTP+copy ikuti prosedur jalur resmi kalau gagal tes, nomor registrasi atau resi dikasih ke biro jasa, bea cetak SIM A Rp 750.000 dan SIM C Rp 700.000. Cara kedua ketemu di rukan biro jasa atau Polres bawa E-KTP + copy, daftar dan diterima, terus photo dan test teori pura-pura, bea SIM A Rp 950.000 dan SIM C Rp 900.000.
Padahal biaya resmi pembuatan SIM C untuk formulir hanya Rp 100.000, surat kesehatan Rp 25.000 dan asuransi Rp 30.000 sehingga total cuma Rp 155.000.
Fakta ini memang membuat miris ternyata korupsi masih merajalela khususnya di pelayanan publik dan kebanyakan pemohon SIM baru umumnya adalah anak-anak yang usianya baru memasuki 17 tahun, anak-anak ini ingin mendapatkan SIM C secara legal guna melegalkan bahwa selama ini mereka mengendarai sepeda motor tidak memilik SIM karena syarat usia belum memenuhi peraturan perundangan.
Saya kira fakta bahwa anak-anak sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas hampir diseluruh sekolah di republik ini banyak yang mengendarai sepeda motor ke sekolah tanpa memiliki SIM dan ketika mereka mencapai usia 17 tahun dan ingin mendapatkan surat ijin mengemudi justru mengalami permasalahn ketidakjujuran.
Pada saat liburan sekolah bulan juli 2017 lalu, saya mengajak anak saya yang baru berusia 17 tahun untuk membuat SIM C di Satpas Metro Bekasi Kota. Sampai di tempat parkir seorang pria mengampiri kami dan menawarkan jasa pembuatan SIM dengan cepat dan tanpa test. Saya menghiraukannya sebab saya sudah bertekad dengan anak saya untuk mengikuti semua prosedur tanpa melakukan ketidakjujuran. Saya berpikir kalau saja saya menuruti tawaran calo/biro jasa berarti saya menanamkan ketidak jujuran mendasar kepada anak saya dan kelak anak saya sebegai generai mellenial akan menjadikan ketidakjujuran ini sebagai acuan bahwa bila berurusan dengan lembaga pemerintah dapat diselesaikan dengan uang. Ini adalah awal bibit-bibit pendidikan untuk menjadi koruptor.
Guna menghindari gagal dalam ujian teori, saya meminta anak saya supaya membuka http://korlantas.polri.go.id/, disana tersedia latihan soal ujian teori dan ini sangat membantu. Untuk itu bagi masyarakat yang ingin ikut ujian teori sim wajib berlatih melalui website ini karena sangat membantu. untuk itu ini merupakan salah satu pelayanan korlantas yang sangat baik dan sudah seharusnya dikembangkan terus menerus sebagai pelayanan terhadap masyarakat.
Setelah mendapatkan surat keterangan kesehatan, kami langsung membeli formulir dan bayar asuransi. Selanjutnya antre untuk ikut ujian teori dan sebelumnya saya wanti-wanti anak saya supaya minta ke petugas agar ujian teori dengan komputer bukan yang manual dengan kertas soal. Setelah mengikuti test dinyatakan lulus dimana dari 30 soal hanya 6 soal yang salah.