Lihat ke Halaman Asli

Ari Manangin

Penulis Ulung

Antara Sahur dan Ketiduran

Diperbarui: 28 Maret 2024   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay Photo

Dalam hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, sering kali kita dihadapkan pada dilema yang mungkin terlihat sepele, namun memiliki implikasi yang cukup besar. Salah satu dilema yang sering dialami oleh banyak orang, terutama saat bulan Ramadhan tiba, adalah antara sahur dan ketiduran.

Pertama-tama, mari kita bahas sahur. Sahur adalah waktu makan sahur yang dilakukan sebelum terbit fajar, sebelum memulai puasa sehari penuh. Ini adalah momen penting bagi umat Muslim karena dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk menjalani puasa dengan baik. Tapi seringkali, kesibukan dan kelelahan dari aktivitas sehari-hari membuat seseorang cenderung terlambat bangun atau bahkan terlalu lelah untuk mempersiapkan sahur.

Di sisi lain, ada ketiduran. Ketiduran bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari kelelahan fisik, tidur yang terganggu, atau hanya karena terlalu asyik dengan aktivitas malam sebelumnya. Ketika seseorang terlalu larut malam, terkadang mereka bahkan tidak menyadari bahwa sudah waktunya untuk sahur, dan ketika sadar, waktu yang tersisa mungkin terlalu singkat.

Dilema ini sering membuat seseorang merasa bingung dan stres. Di satu sisi, mereka ingin bangun untuk sahur agar dapat menjalani puasa dengan baik, mengikuti anjuran agama dan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Namun, di sisi lain, mereka juga merasa sangat lelah dan terganggu oleh keinginan untuk tidur lebih lama.

Terkadang, keputusan antara sahur dan ketiduran menjadi semakin sulit ketika seseorang tidak memiliki dukungan atau bantuan dari keluarga atau teman-teman untuk membangunkannya. Dan dalam situasi seperti itu, risiko untuk melewatkan sahur atau terlambat dalam mempersiapkannya bisa menjadi lebih tinggi.

Namun, penting untuk diingat bahwa, meskipun sahur itu dianjurkan, Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih. Jika seseorang dengan sungguh-sungguh berusaha untuk sahur namun ternyata terlelap, atau bahkan melewatkan sahur karena alasan yang tidak dapat dihindari, Allah akan memahami kondisi tersebut.

Dalam hal ini, yang terbaik adalah berusaha semaksimal mungkin untuk bangun untuk sahur dan menjalani puasa dengan penuh keikhlasan. Namun, jika terjadi ketiduran atau keterlambatan, jangan biarkan diri terlalu bersalah. Jadikan itu sebagai pengingat bahwa manusia memiliki keterbatasan, dan bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan tulus akan dihargai oleh Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline