Lihat ke Halaman Asli

Ari Manangin

Penulis Ulung

Sentuhan Ramadhan di Warung Makan

Diperbarui: 27 Maret 2024   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istock photo

Di sudut jalan kecil yang ramai, terdapat sebuah warung makan sederhana yang selalu menjadi pusat perhatian saat bulan Ramadhan tiba. 

Warung tersebut tidak hanya menjadi tempat untuk memuaskan rasa lapar, tetapi juga menjadi tempat di mana orang-orang berkumpul untuk berbagi kebersamaan dan kebaikan di bulan suci ini.

Ketika matahari terbenam dan azan maghrib berkumandang, suasana di warung makan itu berubah menjadi lebih tenang dan penuh makna. Lampu-lampu redup yang tergantung di sekitar warung mulai menyala, menciptakan suasana yang hangat dan nyaman.

Pemilik warung, Pak Ahmad, dengan sigap mempersiapkan hidangan berbuka untuk tamu-tamunya. Dengan keahlian dan cinta yang mendalam, dia menyajikan hidangan-hidangan khas Ramadhan, seperti kolak, kurma, dan minuman segar untuk menghilangkan dahaga.

Tidak hanya tentang makanan, warung Pak Ahmad juga menjadi tempat untuk berbagi cerita dan pengalaman. Para tamu yang datang dari berbagai latar belakang dan usia duduk bersama di meja panjang, bertukar cerita tentang pengalaman mereka selama bulan suci ini, berbagi nasihat, dan memberikan dukungan satu sama lain.

Di balik warung makan itu, terdapat kisah-kisah kebaikan yang tak terhitung jumlahnya. Terkadang, tamu-tamu yang kurang mampu datang dan diberikan makanan secara cuma-cuma oleh Pak Ahmad. Terkadang, tamu-tamu yang lelah setelah seharian berpuasa menemukan kedamaian dan ketenangan di tempat ini.

Dan di setiap sudut warung makan itu, terdapat aroma harum Ramadhan yang menyelubungi semua yang hadir. Itu adalah aroma kasih sayang, kebaikan, dan kedamaian yang memenuhi hati setiap orang yang datang.

Di akhir hari, saat waktunya untuk berpisah, tamu-tamu meninggalkan warung makan itu dengan perut kenyang dan hati yang bahagia. Mereka membawa pulang lebih dari sekadar makanan; mereka membawa pulang kenangan yang akan bertahan lama dan semangat Ramadhan yang akan tetap hidup di hati mereka.

Sebuah warung makan sederhana telah menjadi tempat yang istimewa di bulan Ramadhan, tempat di mana kebaikan dan kedekatan bertemu dalam setiap suapan makanan dan setiap cerita yang dibagikan. Dan di antara aroma rempah-rempah dan cahaya lampu redup, warung makan Pak Ahmad menjadi wadah bagi cinta dan kemurahan hati di bulan yang penuh berkah ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline