Lihat ke Halaman Asli

Ari Manangin

Penulis Ulung

Ramai Kota, Sunyinya Hati

Diperbarui: 24 Maret 2024   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Di tengah gemerlapnya lampu-lampu kota yang bersinar cerah,
Ramai dengan hiruk pikuk suara manusia yang riuh rendah,
Terdapat seorang yang berjalan sendiri, melintasi keramaian,
Dalam hatinya, terdengar sunyinya kesepian yang menyayat.

Gedung-gedung menjulang tinggi, menghadap langit biru,
Mobil-mobil melaju cepat di jalanan yang padat,
Tapi di balik senyuman dan canda di wajah-wajah yang berlalu,
Ada kesepian yang dalam, tak terucap, namun begitu nyata.

Di tengah keramaian, hatinya merasa semakin hampa,
Di tengah sorak sorai, ia merasa semakin sendiri,
Seakan-akan tidak ada yang bisa memahami rasa sunyinya,
Di antara jutaan manusia, ia merasa seperti satu-satunya.

Meski dihinggapi oleh kesunyian yang dalam,
Ia terus berjalan, mencari makna dalam hiruk pikuk dunia,
Mencoba menemukan tempat di mana ia benar-benar bisa merasa,
Bahwa hatinya tak lagi terasingkan di tengah keramaian kota.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline