Lihat ke Halaman Asli

Nachrowi Ramli di Mata Najwa

Diperbarui: 12 Januari 2016   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan menulis kali ini, saya ingin menggambarkan bagaimana pandangan Najwa tentang Bang Nara, tulisan ini merupakan hasil renungan dan insight pemikiran yang saya gali dari Najwa yang bagi saya mempunyai pandangan yang sungguh menarik.

Setelah kami bersama Najwa pulang dari ziarah ke makam M.H. Thamrin yang kami lakukan kemarin. Najwa dalam perjalanan pulang menceritakan kepada kami bagaimana sosok Bang Nara, sapaan akrab Mayjen TNI (Purn) Nachrowi Ramli. Dalam tuturan najwa, dia mulai mengenal Bang Nara bahkan sebelum beliau populer sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 lalu. Rupanya Bang Nara pernah menjadi Kepala Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara) yang merupakan puncak karir beliau di TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI, yaitu pangkat dengan symbol dua bintang di bahu, wah berarti Bang Nara keren juga ya mampu sampai pada tingkatan itu.

Rupanya tidak hanya sampai disitu, najwa menceritakan kepada saya bagaimana pemikiran Bang Nara tentang Perempuan di Indonesia, saya semakin tertarik mendengar cerita dari Najwa. Bagi Bang Nara, rupanya pemikiran bahwa perempuan menjadi actor kedua dalam kehidupan sosial manusia tidak hanya di pen
garuhi oleh konstruksi sosiologi belaka menlainkan juga terdapat imbas dari konstruksi Theologi, Nazwa melanjutkan ceritanya yang dia dapat dari Bang Nara, sbb:

“Jadi pemikiran primordial manusia tentang penciptaan Adam yang digali dari berbagai sumber kitab suci melahirkan pandangan Theo-Patriarki, secara tidak langsung, jika kita percaya bahwa hanya Adam yang menjadi ciptaan pertama dan Hawa (perempuan) hanya menjadi pelengkap, tidak hanya menjadi doktrin Theologi, melainkan juga berpengaruh terhadap pandangan sosiologis kehidupan manusia sampai hari ini, bayangkan laki-laki di simbolkan dengan superioritas, sedangkan perempuan sebaliknya.”

 Najwa melanjutkan bahwa gagasan Theologis tersebut rupanya masuk dan di artikulasikan di berbagai peradaban dunia hingga hari ini. Seolah taka da permasalahan serius tentang peran perempuan dan kita mewajarkan bahwa perempuan adalah “manusia kedua”. Menurut Bang Nara, lanjut cerita Najwa, beliau mencoba mengkritik pemahaman Theologis tersebut dengan membangun argementasi yang merujuk pada pandangan filosof asal Pakistan yaitu Muhammad Iqbal, yang mengafirmasi tafsir alegoris (perumpamaan) untuk membaca dan menerjemahkan Al-Qur’an. Rupanya ada perbedaan yang signifikan antara tafsir yang lebih historis mengenai Adam dan tafsir Alegoris yang selanjutnya saya mulai memahami bahwa Adam bukan hanya bisa diterjemahkan sebagai manusia sejarah saja tapi dia juga bisa di umpamakan sebagai symbol sejarah revolusi peradaban awal manusia.

Najwa membocorkan informasi ini dia peroleh dari beberapa diskusi yang dia ikuti saat menjadi salah satu anggota dari organisasi mahasiswa Betawi di Jakarta, dan Bang Nara sering menjadi narasumber dari kajian tersebut. Meskipun sederhana, saya mulai tertarik dengan pandangan-pandangan yang revolusioner seperti yang diceritakan Najwa untuk melihat hal-hal disekitar kita. Bagi Najwa, Bang Nara bukan hanya orang yang mempunyai kapasitas kepemimpinan saja, melainkan juga mempunyai wawasan yang luar biasa tentang keilmuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline