Lihat ke Halaman Asli

Arilya Sekar M

Kementerian PUPR RI

Apakah Pendidikan Karakter di Indonesia Dapat Eksis Pada Zaman Now?

Diperbarui: 9 Oktober 2024   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada perkembangan zaman yang dapat kita rasakan saat ini semuanya sudah semakin maju yang sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dalam menjalani aktvitas atau kegiatan sehari-hari. Dari hal itu maka itu secara tidak langsung dorongan begitu kuat kepada kita untuk dapat mengikuti atau beradaptasi dengan kemajuan zaman yang sulit untuk dihindari saat ini. Sebagai manusia tentunya mempunyai kebutuhan yang mana kebutuhan tersebut pastinya ingin kita penuhi dari adanya hasrat memenuhi kebutuhan tersebut yang didorong oleh adanya faktor kemudahan akses pada zaman global yang seperti saat ini kita rasakan yang secara tidak langsung mempengaruhi mengikis karakter yang sebelumnya dan membentuk karakter yang baru yang mungkin terpengaruh oleh globalisasi.

Karakter yang baik dapat didorong dengan adanya pendidikan karakter yang dapat mempertahankan karakter yang sudah menjadi pedoman hidup sejak dahulu menjadi lebih kuat dan berprinsip. Namun, untuk dapat mempunyai keadaan kestabilan karakter maka perlu adanya pengembangan dan pelatihan terkait pendidikan karakter yang dapat lebih baik jika ditanamkan sejak dini. Tetapi pada kenyataanya pendidikan karakter dapat terus dilakukan setiap masa yang artinya tidak terbatas harus dari sejak dini saja, melainkan dapat dilakukan dengan rentang usia kapanpun selama seseorang tersebut ada keinginan untuk belajar mengenai pendidikan karakter.

Menurut dari salah satu pencetus dunia mengenai pendidikan karakter yang berasal dari Amerika Serikat yaitu Lickona (1992) menyatakan bahwa "Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values". Maka dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter membuat kita menjadi lebih peka terhadap kondisi yang terjadi di sekitar kita, dan kita dapat merespon dengan baik terhadap apa yang terjadi tersebut secara bijak dimana akan membentuk kita menjadi manusia yang beritegritas. Beliau juga menjelaskan lebih detail terkait pendidikan karakter dengan mengeluarkan karya dalam bentuk buku yang berjudul "The Return of Character Education dan Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility".

Kemudian menurut sumber kebijakan yang berlaku di Indonesia dalam Undang - Undang Dasar (UUD) 1945 yang mengatur tentang pendidikan maka termasuk juga pada pendidikan karakter pada Pasal 31 ayat (1) dan (2), Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal, Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter, Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Instruksi Presiden (INPRES) No. 1 Tahun 2010 tentang Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

Dari informasi di atas, maka bahwa memang perlu untuk mempertahankan eksistensi pendidikan karakter di Indonesia. Untuk mempertahankan kebudayaan bangsa, penguatan karakter, dan memfilter pengaruh globalisasi dari segala aspek kehidupan yang tidak mudah untuk dihadapi. Sehingga pendidikan karakter diterapkan untuk dapat menghindari kita dari hal seperti berikut ini yang berkembang pada zaman now yaitu:

  • Memunculkan rasa individualisme yang tinggi.
  • Apatis dengan sekitar.
  • Kurangnya sopan santun.
  • Menjadi pemimpin yang tidak berkualitas.
  • Berperilaku kasar.

Pendidikan karakter itu sangat penting diperkuat di Indonesia karena kondisi masyarakat yang majemuk. Sehingga untuk tetap eksis di zaman now, yang pada kenyataannya masih banyak ditemukan pembelajaran pendidikan karakter yang tidak bisa didapatkan dalam metode jarak jauh. Maka salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mengupdate metode pembelajaran yang dilakukan yang mengemasnya dengan konsep pembelajaran yang santai, menarik namun tetap tidak menghilangkan nilai informatif sehingga dapat menyesuaikan dengan kondisi zaman now agar dalam penyampaian informasi dapat dengan mudah diterima dan tidak mudah membuat jenuh pembelajar. Yang mana implementasinya dapat melalui pendidikan berbasis teknologi baik pada penerapan pendidikan formal maupun non-formal pada media sosial, website, podcast, video pembelajaran, animasi audio visual, e-book, dan platform pembelajaran berbasis digital yang inovatif dengan tetap adanya pemantauan yang terjadwal dari pemerintah.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline