Lihat ke Halaman Asli

Aril Purnama

Mahasiswa

Kepemimpinan Dalam Membentuk Masyarakat Madani

Diperbarui: 18 November 2022   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wacana kepemimpinan memang menarik dan selalu menjadi topik yang hangat dalam lingkup pelajar, mahasiswa, juga ahli yang memiliki cara pandang yang beragam mengenai kepemimpinan. Rhenald Khasali, mengungkapkan bahwa kepemimpinan itu bersifat unik, abstrak namun dinamis tergantung dari visi dan misi pribadi, pola interaksi serta kepribadian yang bersangkutan. Itulah sebabnya kepemimpinan tidak dapat diukur secara kuantitatif. Sebuah organisasi bisa saja tertib dan teratur, tetapi bisa juga mati karena peraturan terlambat merespons perubahan, dan peraturan yang ada bukan lagi diadakan untuk manusia, melainkan manusia diadakan untuk peraturan.

Oleh karena itu kempemimpinan memiliki beberapa implikasi diantaranya; Reward power, bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti perintah. Coercive power, pemimpin memiliki kemampuan untuk menghukum. Legitimate power, pemimpin memiliki pengaruh dan otoritas. Referent power, mempunyai pengaruh karena karakteristik pribadi, reputasi dan charisma. Expert power, yang memiliki kompetensi dan keahlian pada bidangnya. Sebagai inspirasi, membujuk, mempengaruhi, dan memotivasi untuk mencapai perubahan.

Sebagaimana kita ketahui masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi dengan budaya luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan maju. Dalam masyarakat madani,setiap warganya menyadari dan mengerti akan hak-haknya serta kewajibannya terhadap negara, bangsa dan agama yangvmenjunjung tinggi hak asasi manusia, dan bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat.

Dalam konteks organisasi khususnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) membutuhkan role model kepemimpinan yang dapat mengarahkan untuk mencapai  terbentuknya masyarakat madani sebagaimana tertuang dalam tujuan HMI.

Maka, terdapat beberapa role model kepemimpinan yang dapat diimplementasikan dalam HMI untuk mecapai hal tersebut. Misalnya kepemimpinan transformatif, sebagai sebuah proses di mana para pemimpin dan pengikut saling  menaikan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Dengan menimbulkan kesadaran kepada pemimpin maupun pengikut kepada cita-cita dan tujuan HMI bukan kepentingan pribadi.

Dalam hal ini kepemimpinan tranformatif mengutamakan revitalisasi organisasi secara menyeluruh baik pada level komisariat hingga pengurus besar. Untuk itu  pemimpin harus mampu mendefiniskan, mengkomunikasikan, dan mengartikulasikan visi organisasi.

Dengan demikian pada proses kedepanya berbagai masalah dan problematika organisasi perlahan akan dapat diatasi dengan kerjasama antara pemimpin dengan kepemimpinan yang transformatuf dan seluruh kader serta anggota pada setiap tingkatan kepemimpinan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline