Kamis (9/2), Presiden Jokowi yang sedang berada di Ambon menyebutkan jika isu berita bohong atau hoax tidak usah dibesar-besarkan. Karena hoax adalah sesuatu yang biasa dan dialami oleh banyak negara. Jokowi menyebutkan masyarakat bisa memilah, dan akan mematangkan kita. Jadi tidak usah mengeluh.
Sekilas pernyataan tersebut tidak ada yang salah, tapi jika dirunut kepada pernyataan sebelumnya. Jokowi terkesan plin-plan tentang apa yang dia pernah katakan dan langkah apa yang dia lakukan. Pada bulan November yang lalu, Jokowi mengeluh tentang isi media sosial, dia mengeluhkan banyaknya yang menghujat, mengejek dan menghina di media sosial.
Jokowi juga mengakui kalau dirinya sudah meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membuat semacam aturan dalam mengunakan media sosial. Menurutnya, aturan itu nantinya akan bisa mengubah pola berkomunikasi di media sosial menjadi lebih baik.
"Saya sudah sampaikan setahun lalu ke Menkominfo dibuat etiket berinternet, berbahasa seperti apa, bertutur kata seperti apa. Saya kira kalau kita bersama-sama seluruh jajaran LDII melakukan itu, saya yakin yang jelek-jelek seperti itu akan kena arus, sehingga menjadi baik," kata Jokowi seperti diberitakan Detik.com.
Saat HUT PKPI, Jokowi mengatakan bahaya berita bohong atau hoax yang makin marak di media sosial. Jokowi menyebut berita hoax bisa memecah belah bangsa.
"Akhir-akhir ini, terutama di media sosial, kita sering lihat penghasutan, fitnah, berita bohong, ujaran kebencian yang, kalau ini tidak diwaspadai, bisa memecah belah bangsa kita," kata Jokowi saat berpidato di peringatan HUT PKPI di Hotel The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (15/1/2017).
Tidak sampai disitu saja, pada awal Januari 2017, Jokowi bahkan meminta agar segera dibuatkan Badan Cyber Nasional guna menangkal pelbagai kabar kabur itu. MenkoPolhukam seusai rapat dengan Jokowi mengatakan tugasnya proteksi kegiatan cyber nasional kemudian diadakan satu pemilahan agar kita bisa melihat berita-berita hoax mana yang benar itu cepat dilaksanakan.
Kapolri juga menyebutkan kalau badan cyber ini rencananya akan digabungkan dengan Lembaga Sandi Negara. Dari hasil rapat tersebut sangat jelas kalau Jokowi menganggap serius tentang Hoax, dengan memberikan instruksi pembentukan badan cyber nasional.
Lalu kenapa Jokowi sekarang meminta tentang Hoax tidak dibesar-besarkan?. Padahal kemarena dia menyampaikan keluhannya terkait isi media sosial dan ancaman terhadap kesatuan bangsa, dia juga telah mengambil tindakan dengan pembentukan badan tersebut. Apakah Jokowi lupa dengan ucapannya sendiri?.
Ataukah perubahan sikap Jokowi itu ada kaitan ucapannya menjadi senjata untuk menyerang kubu pendukungnya sendiri?. Karena ucapannya pada November yang lalu menyampaikan isi media sosial banyak menghina, menghujat dan mengejek, membuat para netizen langsung bereaksi. Mereka menyampaikan bahwa para pendukung Jokowi paling banyak melakukan perbuatan tercela tersebut.
Bahkan salah seorang netizen yang mengaku sebagai panglima medsos Jokowi 2014 yang memakai akun @kangdede78 menjadi salah seorang yang paling getol mengejek orang lain. Beberapa pemilik akun kondang atau disebut seleb tweet yang sering menghina dan menghujat orang beda pandangan politik dengan Jokowi merupakan akun yang sejak dulu mendukung Jokowi. Beberapa diantara mereka pernah diundang untuk bertemu Jokowi di Istana Negara.