Hiruk-pikuk menentukan pemimpin negeri segera dimulai. Langkah pasti mewujudkan demokrasi seharusnya tak melenyapkan arti keteladanan menghadirkan pemimpin sejati.
Ruang demokrasi yang telah begitu nikmat tersaji di negeri ini setidaknya menghadirkan harapan-harapan baru pemimpim masa depan. Meski selama bertahun-tahun lalu, kita menikmati lingkaran pemimpin yang seolah tak tergantikan. Lingkaran penguasa dan pemimpin negeri begitu sulit ditembus. Yang ada hanya tokoh itu, itu dan itu saja.
Demokrasi yang kita nikmati seharusnya memungkinkan siapa saja menjadi pemimpin dan penguasa negeri. Namun, begitu kokohnya aturan, terkadang anak-anak muda berkualitas pun tak sanggup mengambil peran, kualitas pemimpin masih berkutat urusan usia dan kedekatan kepada penguasa. Partai politik masih menjadi pintu gerbang menuju kemakmuran menjadi penguasa negeri.
Usia reformasi telah kita nikmati selama 25 tahun, tetapi sebuah proses regenerasi jalan cepat di tempat. Anak-anak muda begitu sulit menembus benteng generasi dominan yang tetap kokoh memimpin dan menguasai aspek perikehidupan. Meski di bidang ekonomi begitu banyak anak muda mengambul peran, tetapi pemegang saham bisnis negeri ini adalah pengusaha-pengusaha yang telah puluhan tahun bekiprah di Nusantara. Generasi muda lebih banyak terjun dalam budaya, sosial, dan masyarakat. Dunia politik masih menjadi ruang yang begitu sulit untuk ditaklukkan.
Generasi muda lebih banyak terjun dalam budaya, sosial, dan masyarakat. Dunia politik masih menjadi ruang yang begitu sulit untuk ditaklukkan.
Usaha lanjut menemukan tokoh hebat sebagai tongkat estafet kemajuan bangsa terus saja berlanjut, meski cengkaraman masa lalu tetap saja menghantui. Beruntung, tokoh muda hebat mulai bermunculan dan mengambul peran. Misalnya, Steve Sutanto, cofounder Glints, country manager untuk Indonesia dinobatkan Forbes Indonesia sebagai salah satu “30 under 30” tahun 2020.
David Christian mengelola Evo & Co. yang memproduksi alternatif plastik berbahan rumput laut. Liana Gonta Widjaja untuk mendirikan Greenly, sebuah startup F&B ritel penyedia makanan dan minuman bahan alami. Sementara tokoh-tokoh seni pun bermunculan. Misalnya, Dian Sastrowardoyo, aktris legendaris film Ada Apa Dengan Cinta. Jerome Polin Sijabat, salah satu Youtuber dengan jutaan pengikut. Vina Muliana, seorang content creator di TikTok, yang telah membantu banyak orang yang memiliki kesulitan dan kebingungan mengenai pencarian kerja.
Tokoh muda yang peduli dalam masalah lingkungan seperti Nadine Chandrawinata menginisiasi Sea Soldier bersama Dinni Septianingrum, yaitu sebuah organisasi yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan laut.
Kiprah tokoh muda Indonesia dalam bisnis, seni, budaya, pendidikan, sosial dan lingkungan memang tidak diragukan lagi. Setiap hari selalu saja muncul tokoh muda yang dengan kiprah yang tidak diragukan. Namun, menembus jalur politik, ternyata tokoh-tokoh muda itu begitu banyak hambatan. Seolah begitu sulit membus tembok-tembok politik dan kekuasaan. Meski pemerintah begitu banyak melibatkan tokoh muda, nyatanya kiprah mereka tak mampu menjadi berita.