Lihat ke Halaman Asli

Ari Indarto

TERVERIFIKASI

Guru Kolese

Meluangkan Waktu untuk Bermain

Diperbarui: 30 Oktober 2023   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain bersama (Dokpri)

Waktu. Waktu terus berputar, setiap peristiwa selalu menyajikan sebuah petualangan. Setiap detik waktu menjadi pengalaman nyata, tak usai dan terus dinantikan seorang anak. 

Begitu sulit membiarkan anak-anak untuk terus bermain dengan teman-temannya. Apalagi, kecantuan teknologi melalui layar telepon pintar telah menyita sebagian waktu sang anak. Sekadar duduk, berkumpul, sambil memainkan jari jemari seolah melampiasakan kepenatan yang terus membosankan. Sebuah permainan tidak lagi mendekarkan relasi, tombol-tombol dengan sentuhan jemari terus memerahkan mata. Sementara, kita membiarkan anak-anak itu terus terlena. 

Jari jemari anak-anak semakin lincah, sementara dalam diam mereka tak mampu menyampaikan pesan. Kompak bermain dalam kelompok, tetapi jauh bersama mempermainkan beragam stratagi untuk menang. Meski dekat, teman hanya menjadi sebuah hiasan terpendam. Teman sesungguhnya adalah kesemuan. 

Anak-anak hidup dalam dunia masing masing yang terus bergelut mempertahankan perasaan senang. Wajah-wajah kegembiraan tampak meski tak akan lama bertahan. Tidak ada kegembiraan abadi, tidak ada kedekatan abadi. Menjadi sahabat tetap harus bertahan dalam dunia rekaan yang terus dibela. 

Sebuah permainan tidak lagi mendekarkan relasi, tombol-tombol dengan sentuhan jemari terus memerahkan mata. Sementara, kita membiarkan anak-anak itu terus terlena.

Terkadang godaan-godaan menyiksa dan menjerumuskan pada kesalahan akan pilihan. Begitu sulit membedakan kejujuran, kedengkian, kepedulian, dan keserakahan. Segala peristiwa terus tersaji dalam wajah kesenangan yang memuaskan dirinya sendiri. Sang anak tak lagi peduli dan melampiaskan segala tindakan untuk melukai sahabat. 

Bermain dan berelasi

Bermain adalah menyandingkan relasi diri dan lingkungan. Bentuk-bentuk saling pengertian selalu tercipta meski sebuah persaingan menjadi sarana menyandingkan egoisme dan harga diri. Terkadang sebuah kemenangan adalah sebuah jawaban akan hadirnya tanda-tanda kehebatan yang dipertaruhkan. Bersaing perlu belajar, bermain perlu belajar, dan hidup perlu belajar menjadi anak yang berharga bagi lingkungannya. 

Bermain bukan menjadi alat memuaskan dirinya. Karena dalam sebuah permainan akan terus menciptakan senyuman kemenangan dan tangisan sebuah kekalahan. Namun, menyajikan rasa dibalik setiap kemenangan dan setiap kekalahan akan sangat menentukan bagaimana sebuah kepedulian lahir nyata dari hati. Saat itulah, anak akan terus menggunakan perasaan untuk mengendalikan jejak yang harus terus dijalani untuk menghabiskan usia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline