Pemilu. Pemilu selalu saja menyajikan peristiwa yang tak biasa. Semua orang berlomba-lomba menyajikan permainan berkesan agar rakyat terhanyut dan lupa agenda sesungguhnya.
Jadi anak pejabat itu enak, bisa usaha apa saja, bisa jadi pejabat di mana saja, dan bisa mendapat modal dari mana saja. Maka, jadi anak pejabat tak pernah turun takhta atau menjadi budak belaka.
Begitulah. Berita miring tentang pejabat selalu saja memenuhi media-media sosial, apalagi menjelang pemilihan pemimpin negeri. Selalu saja ada usaha untuk meruntuhkan, menghalau, dan merendahkan arti menjadi pemimpin negeri. Mencoba mencari kekurangan untuk menyerang, mencoba menemukan kesalahan untuk membuktikan kehebatan, kritikan menjadi cemoohan yang selalu dinanti penggemar yang kesepian.
Pemimpin bijak selalu dipenuhi terpaan masalah. Meski kehebatan diakui dunia, kepribadian dan bijak dalam segala keputusan, tetapi usaha melemahkan selalu saja menghantui langkah membangun negeri. Usaha menggoyang dan menggoyahkan kedudukan hanya karena iri dan diri yang tak berharga lagi.
Ada saatnya berperan sebagai Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan ada saatnya berperan sebagai kepala keluarga. Menyandang tugas berat yang selalu saja menuntut kebijaksanaan.
Kiprah Pak Jokowi
Keberhasilan Presiden Jokowi melewati dua periode kepemimpinan belum selesai. Namun, gempuran-gempuran berita miring, serangan-serangan disinformasi seolah dibangun untuk menumpulkan logika masyarakat bahwa Pak Jokowi bukan orang hebat apalagi berhasil.
Usaha semakin memekakkan telinga, saat pemimpin baru harus hadir dan siap menggantikannya. Di akhir kepemimpinan sebagai Presiden ternyata serangan kedengkian tak juga menurun seperti awal menjabat sebagai Presiden. Isu PKI, isu plonga-plongo, isu ijazah palsu, isu membela aseng, isu melidungi koruptor, dan isu membangun politik dinasti dibangun begitu buat, bukan hanya oleh lawan politik, tetapi mungkin saja mereka yang mencoba mengambil peruntungan dalam kesempitan.
Pak Jokowi memang manusia biasa. Namun, peran istimewa sebagai seorang Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, sekaligus kepala keluarga tak lepas dari beragam terpaan. Namun, memimpin Pemerintahan bukan memimpin keluarga. Ada saatnya berperan sebagai Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan ada saatnya berperan sebagai kepala keluarga. Menyandang tugas berat yang selalu saja menuntut kebijaksanaan.