Pendoa yang Setia
Tetes darah bukan sebuah luka,
Tangis manusia bukan sebuah derita,
Di kayu salin Sang Sabda menebus dunia,
Aku menyerahkan pada Dia,
Yang menderita dan tak tersapa,
Diam, tak sanggup, diam menutup luka-Nya.
Di bawah keagungan,
Dia yang terhina,
Bersujud serahkan diri,
Pada kehendak abadi,
Agar setiap hati pulih,
Dari luka-luka menganga,
Menghancurkan harapku.
Seharusnya Engkau di sini,
Menemaniku memungut cerai,
Meski ayat terbaca,
Kegelapan menutup duka,
Kesedianku abadi dalam ketidakberdayaan,
Terus merenggut setiap kata
Yang tak sanggup menjadi doa.
Aku di sini, menjagamu,
Melindungi-Mu dalam luka abadi,
Aku di sini, memelukmu,
Membisikkan kesetiaan
Yang tak berakhir pada kematian.
Aku di sini,
setia menatap luka-Mu,
Golgota, 17 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H