Lihat ke Halaman Asli

Ari Indarto

TERVERIFIKASI

Guru Kolese

Jalan Pintas Menarik Pemilih Pemula

Diperbarui: 29 Agustus 2023   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerdas (Sumber: fkyj-pixabay.com)

Pemilu. Semakin dekatnya penghelatan Pemilu dan semakin sulitnya menemukan tokoh berkualitas sebagai calon legislatif ditengarai menjadi sebab munculnya politik kekerabatan dalam partai politik. 

Partai politik telah menentukan calon-calon legislatif. Jika partai politik pada akhirnya memilih orang-orang terdekat penguasa partai sebagai calon legislatif, tentunya harapan sebagian masyarakat untuk ikut berkiprah dalam penghelatan demokrasi di negeri ini tertutup begitu rapat. Ketika dalam demokrasi tersimpan sebuah ungkapan, siapa saja memang bisa dijadikan calon legislatif, entah itu keluarga, tetangga, anak buah, atau bahkan musuh-musuh politiknya, menutup pintu bagi mereka yang ingin berkiprah melalui jalur politik seolah mengebiri budaya demokrasi di negeri ini. 

Apakah politik kekerabatan muncul sebagai jawaban ketidakmampuan partai-partai menemukan calon hebat diantara jutaan rakyat? Ketidakmampuan yang seolah dipertunjukkan dalam peristiwa besar semacam Pemilu. Praktik politik kekerabatan menjadi sebuah tontonan  oleh mereka yang tak sanggup bersusah payah menggosok berlian-berlian di negeri kaya raya. Praktik-praktik politik yang sengaja melibatkan  anggota keluarga, keluarga dekat, atau mereka yang mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat dekat adalah sebuah jawaban bahwa kekuasan sebenarnya adalah alat melegitimasi penguasaan pribadi atas negara.

Maka istilah petugas partai yang sering didengung-dengungkan di berbagai media sosial, kok, sepertinya adalah sebuah kenyataan. Siapa saja bisa diajukan untuk menjadi “petugas partai”. Petugas akan lebih berkomitmen jika dipilih dari orang terdekat dengan ikatan kekeluargaan yang begitu lekat. 

Praktik-praktik politik yang sengaja melibatkan  anggota keluarga, keluarga dekat, atau mereka yang mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat dekat adalah sebuah jawaban bahwa kekuasan sebenarnya adalah alat melegitimasi penguasaan pribadi atas negara.

Mungkin saja dengan memilih orang terdekat sebagai calon legislatif juga akan menghindarkan dari pemborosan. Biaya tinggi dalam pencalonan dan kampanye seolah menakutkan bagi siapa saja yang mencoba peruntungan terpilih sebagai anggota legislatif. Apalagi kekuatan modal seorang penguasa partai sudah tidak diragukan lagi. Tetap menjadi pengusaha, penguasa partai dan seluruh anggota keluarga adalah anggota legislatif seolah menciptakan kerajaan baru di tengah bangsa. 

Jika suksesi hanya menguasai kehidupan ekonomi dalam keluarga, menciptakan suksesi lain dalam ranah politik dan pemerintahan seolah dianggap sebuah pencapaian politik tertinggi. Tahta dan kekuasaan layak diteruskan dan semakin dipertahankan.  

Dengan jabatan istimewa di pemerintahan, dan mempunyai begitu banyak usaha yang menggurita, tak akan sanggup orang lain menyentuh dan menaklukkannya. Maka, mencoba peruntungan untuk terpilih sebagai wakil rakyat adalah sebuah upaya nyata mempertahankan partai sebagai keluarga. 

Toh di setiap penghelatan Pemilu, mengikutsertakan anggota keluarga sebagai calon-calon wakil rakyat adalah peristiwa yang sudah biasa.  Calon borongan dari keluarga pengurus partai adalah riak-riak demokrasi yang terjadi di negeri ini. Ketakutan akan hadirnya kembali nepotisme yang menggurita di pemerintahan atau tercipta pemerintahan yang sarat dengan dinasti politik seolah menjadi sebuah menara yang menakutkan yang mungkin akan menjerumuskan bangsa kepada perpecahan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline