Lihat ke Halaman Asli

Ari Indarto

TERVERIFIKASI

Guru Kolese

Mewujudkan Terang Paskah untuk Dunia

Diperbarui: 10 April 2023   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terang (Sumber: L Katie Phillips-Pixabay.com)

Paskah. Kehadiran Paskah yang selalu dirayakan setiap tahun oleh umat Katolik, bukan hanya sebagai sebuah perayaan rutinitas tahunan saja. Kehadirannya menjadi tanda bahwa selayaknya manusia mengambil peran keadilan dan keselamatan alam semesta. 

Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian menjadi peristiwa menarik dalam tradisi Kristen. Kehadiran Yesus ke dunia sebenarnya bukan tanpa sebab, ketika kedosaan manusia terus-menerus membawanya pada kehancuran dunia dan alam semesta. 

Maka, kehadiran Yesus sebenarnya adalah sebuah tanda kecintaan Allah kepada umat manusia. 

Yesus hadir untuk untuk membela dan mempertaruhkan dirinya bagia manusia. Kematiannya telah menebus dosa-dosa menusia. Maka, perayaan paskah selalu dihadirkan sebagai perayaan terang dan damai bagi alam raya. 

Paskah bukan semata-mata sebuah peristiwa kebangkitan saja. Kebangkitan Yesus Kristus harus dilihat sebagai sebuah peristiwa nyata yang dialami Yesus bahwa mewujudkan kebaikan bagi umat manusia dan dunia adalah wujud nyata kehendak Allah. 

Umat Katolik selalu diajak untuk mengikuti peristiwa demi peristiwa yang dilakukan Yesus sebelum disalib. Umat Katolik selalu diajak untuk meneladani setiap peristiwa, ketika Yesus disalib, meninggal dan bangkit. 

Peristiwa Paskah 

Peristiwa demi peristiwa yang membuktikan bagaimana kedosaan manusia, kepasrahan, kesederhanaan, kesetiaan, penyerahan diri, terang dan kedamaikan menjadi sebuah proses hidup yang nyata bagi manusia. 

Perayaan Paskah menjadi puncak seluruh peristiwa yang dialami Yesus. Kamis Putih menandai bagaimana Yesus begitu mencintai para murid-muridnya sehingga dia mewariskan perjamuan suci dan membasuh kaki murid-muridnya. Sebuah kesetiaan dan kesederhaaan untuk umat manusia. 

Jumat Agung menandai bagaimana Yesus menyerahkan diri untuk umat manusia. Dia merelakan diri untuk mengorbankan demi umat manusia. Bukan melawan kehendak, bukan menentang relasi dengan manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline