Bahagia. Kebahagiaan itu bisa saja muncul ketika membaca indek kebahagiaan orang Indonesia mulai meningkat. Kita merasa bahagia ketika kita melihat orang lain bahagia. Karena dalam kebahagiaan, perasaan gambira selalu ditampilkan apa adanya.
Terkadang anggapan di sekitar kita muncul bahwa kebahagiaan akan lahir ketika kita berkecukupan, segalanya ada, segalanya lebih dan segalanya tidak mengalami kekurangan. Kita akan bahagia jika kita bisa berbuat apa saja.
Hakikat bahagia sebagai suatu perasaan atau kondisi emosional yang menyenangkan terkadang luntur karena kita begitu kejam mengatakan bahwa kebahagiaan selalu berbanding lurus dengan seberapa kaya kita mengumpulkan harta.
Bahagia adalah perasaan puas dan senang atas seluruh kehidupan yang dijalani. Seorang yang bahagia akan merasa gembira, merasa tenang, dan selalu bersyukur atas apa yang dicapainya. Ukurannya bukan orang lain, tetapi diri sendirilah yang bisa mengukurnya.
Seseorang yang merasa bahagia pasti dia selalu dicintai, bukan hanya oleh keluarga, tetapi juga orang-orang di sekelilingnya. Seorang yang bahagia adalah mereka yang merasa dihargai dan berharga bagi orang lain.
Seorang akan berada dalam kondisi bahagia jika ia memiliki arti dalam kehidupannya. Dia bisa merasa berharga di depan anak-anaknya, dia berharga di depan istrinya, dia berharga di depan masyarakatnya, dia berharga di depan siapapun yang dia cintai.
Kebahagiaan selalu membawa seseorang pada situasi yang memuaskan dirinya.
Mengukur Kebahagiaan
Bahagia tidak ada ukuran yang objektif. Setiap individu bisa saja mempunyai definisi yang berbeda-beda. Pengalaman hidup, pandangan hidup, nilai-nilai hidup yang dianutnya terkadang mempengaruhi bagaimana seseorang memaknai kebahagiaan.
Bisa jadi seseorang akan merasa bahagia ketika bertumpuk kekayaan diperolehnya, beberapa orang merasa bahagia ketika jenjang karier yang tinggi bisa dicapainya.