Indonesia. Alam Indonesia begitu kaya. Sepanjang hari, sepanjang waktu, kita bisa menikmati keindahan alam Indonesia. Mengarungi alam Indonesia tidak cukup dalam satu hari saja. Keindahannya muncul sebagai mutiara yang tersembunyi.
Sebuah bukit dengan batas-batas jurang yang begitu dalam, di kelilingi alam nan hijau, dengan cucuran air gemericik yang memperindah sebuah gunung penguasa pulau, Gunung Merapi, seperti hanya tergambar dalam film-film fiksi. Keindahan itu terpadu dengan ragam budaya, dan kesantuan penghuni desa.
Girpasang saat itu
Kampung Girpasang. Kampung ini berada di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Letaknya di atas bukit yang dikelilingi jurang yang dalam hampir menyulitkan siapa saja untuk singgah. Kampung Girpasang memang hanya sebuah kampung yang sempat dikatakan sebagai kampung yang terisolasi. Tidak ada moda transportasi apapun untuk bisa kesana. Hanya jalan setapak licin di kala hujan yang menjadi pintu masuk kampung.
Secara geografis kampung ini sebenarnya adalah sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Jurang sedalam sekitar 150 meter dan memiliki lebar sekitar 120 meter begitu menyulitkan warga untuk melakukan aktivitas. Padahal sebanyak 34 jiwa yang tersebar dari 12 kepala keluarga (KK) itu sebenarnya membutuhkan komunikasi dengan kampung lain di sekitarnya.
Kampung Girpasang yang terletak 5 kilometer dari Gunung Merapi itu memang mempunyai sejarah yang panjang. Kampung sempat dianggap sebagai tempat persembunyian masyarakat dari kejaran tentara Jepang tersebut, kampung persembunyian. Nama Girpasang sebenarnya diambil dari kata gligir sepasang. Gligir merupakan sebutan untuk sebuah bukit yang dihimpit oleh dua jurang. Kata sepasang melambangkan sepasang jurang yang menghimpit bukit tersebut. Girpasang adalah sebuah bukit yang terhimpit jurang.
Girpasang memang menawarkan pemandangan alam yang sangat cantik. Bukan hanya itu, di sekeliling Girpasang juga bisa dinikmati Goa Dowo dan Goa Jepang. Goa Dowo konon pernah digunakan sebagai tempat bertapa dan memohon kepada yang Maha Kuasa oleh Joko Tingkir, sedangkan Goa Jepang, berjarak 1,5 kilometer, adalah goa yang dijadikan tempat persembunyian bala tentara Jepang.