Lihat ke Halaman Asli

Ari Indarto

TERVERIFIKASI

Guru Kolese

Truk-Truk Terbuka Menebarkan Sampah Kota

Diperbarui: 2 Maret 2023   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah di TPS Hayam Wuruk, Kota Yogyakarta, mulai diangkut dengan truk-truk sampah, Kamis (12/5/2022)(KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)

Sampah. Jakarta penghasil sampah. Jakarta tidak punya tempat untuk menampung ribuan ton sampah. Sampah-sampak Kota menyebar, mencari ruang untuk menampung hajatnya. Rakyat hanya bisa ternganga, berbicara tanpa kata. Kuasa percuma mengharap duka. 

Data dari Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mencatat, sekitar 7.500 ton sampah dari Jakarta dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, setiap harinya, yang diangkut menggunakan lebih dari 1.200 truk pengangkut dari Jakarta. (1) Sementara, TPA Bantargebang menerima limbah sekitar 15 juta orang yang tinggal di Jakarta. Tumpukan-tumpak sampah yang semakin menggunung meski bangunan pabrik dibangun. 

Sampah-sampah kota menjadi masalah, sampah Kota menebarkan masalah sampai ke kota-kota tetangga. Meski segala usaha diraih, seperti pembangunan pengolahan dibangun. Kota pun tak sanggup menyediakan lahan. Akhirnya pemerintah kota meluaskan lahan menggunakan sebagian Kota Bekasi. 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun pengolahan sampah refuse-derived fuel (RDF) plant di TPST Bantargebang. Sebuah pabrik sampah RDF plant yang akan sanggup mengolah hampir 3.000 ton sampah per hari. Sebuah rencana setengah matang, panjang, dan menutup ratusan ratusan kehidupan pengumpul sampah di Bantargebang.

Sumber: Thomas G - Pixabay

Perjalanan sampah kota 

Perjalanan sampah dari Kota menuju muara pabrik sampah tidak bisa berjalan mulus dan nyata. Angkutan-angkutan sampah jadi masalah, apalagi sumber daya yang belum maksimal bekerja. 

Kota Jakarta menghibahkan truk-truk pengangkut sampah. Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat, 20 dari 50 unit truk sampah bekas hibah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ternyata dalam kondisi bobrok. Sampah menumpuk, tak terangkut, dan tak cepat tertangani setiap waktu. Kota itu akhirnya menumbuhkan bukit-bukit sampah. Bau menyebar di gang-gang kota, menyebar ke perumahan-perumahan tengah kota. 

Perbaikan truk itu tentu saja menelan biayanya terlampau tinggi, makan dikembalikan ke empunya adalah cara termudah dan termurah. Bekasi tak sanggup lagi memperbaiki dan menggunakan rongsokan semacam truk sampah. Sampah-sampah tertunda dan banyak yang terangkut semua. 

Rakyat bicara, rakyat jelata resah. Sampah-sampah dalam puluhan truk-truk terbuka itu tidak semuanya sampai tujuan. Sebagian bahkan tercecer dan memenuhi jalan-jalan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline