Sosialisasi 4 Pilar MPR RI oleh Bp. Ir Ibnu M Biludin (Anggota FPAN MPR RI) dengan narasumber Bp. Ir. Azman Latif ( Wakil Ketua PW Muhammadiyah DI Yogyakarta, Ketua Takmir Masjid Gede Kauman) yang dilaksanakan tadi sore di Palpabang, Bantul mengambil tema Menggali Sejarah Muhammadiyah & Boedi Oetomo, Perintis Kebangkitan Nasional, untuk memperteguh semangat Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Ir. Ibnu M Bilaludin di sesi pertama memaparkan mengenai hubungan antara Muhammadiyah dan Budi Utomo yang tanggal berdirinya yaitu 20 Mei kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Berdirinya organisasi Budi Utomo pada 1908 sebagai pionir gerakan Kebangkitan Nasional beririsan dengan misi pergerakan Muhammadiyah di bidang pendidikan dan kesehatan. Tidak hanya membantu legalitas pendirian Muhammadiyah, tokoh-tokoh Budi Utomo seperti Dr Wahidin Sudiro Husodo dan dr Sutomo juga bersahabat dengan Muhammadiyah. Maka tidak heran jika rumah pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, di Kauman bahkan pernah menjadi tempat dilaksanakannya Kongres Budi Utomo pada tahun 1917.
Tidak hanya itu, tercatat bahwa dr. Soetomo berperan dalam mempelopori pendirian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah pertama di Yogyakarta pada 1923. Setahun berikutnya pada 1924, dr. Soetomo mendirikan poliklinik Muhammadiyah di Surabaya yang kelak menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya yang sekarang berlokasi di Jl KH Mas Mansyur 180-182. Pembukaan Poliklinik Muhammadiyah Surabaya dihadiri oleh perwakilan Pengurus Besar Muhammadiyah yaitu Haji Soedja' dan Ki Bagus Hadikoesoemo.
Dari hubungan tersebut, dapat dikatakan bahwa sejak awal Muhammadiyah memang bersinggungan dengan pergerakan nasional, hingga kemudian bahkan Pancasila dasar negara kita pun diantara para perumusnya di tim kecil PPKI adalah tokoh Muhammadiyah yaitu Abdul Kahar Muzakir dari Kotagede, Yogyakarta. Oleh karenanya jika saat ini banyak kader Muhammadiyah terlibat dalam urusan kebangsaan, missal menjadi Menteri di kabinet, jadi anggota DPR/MPR dan lain-lain itu adalah karena tanggung jawab sejarah kita untuk terus merawat dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagai bagian pemilik saham berdirinya negara tercinta Indonesia.
Sementara itu Ir. Azman Latif, Sekretaris BPH Universitas Ahmad Dahlan yang juga adalah Wakil ketua PWM DIY selaku narasumber kedua dalam paparannya mengajak kepada para peserta sosialisasi yang hadir untuk terus menjaga semangat persatuan bangsa tanpa membedakan adanya perbedaan latar belakang suku, latar belakang pendidikan, agama dan lainnya, sebagaimana telah disepakati dalam semboyan berbegara kita yaitu Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu juga, yaitu Bangsa Indonesia.
Kebangkitan Nasional merupakan kesadaran akan arti pentingnya persatuan dan kesatuan semua wilayah NKRI yang dimulai dari berdirinya Budi Oetomo pada 20 Mei 1908. Munculnya kesadaran ini berangkat dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain munculnya kaum intelektual kaum pribumi akibat dibukanya kran pendidikan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan politik etis pasca perang Diponegoro dan tanam paksa di awal abad 20. Juga disadari kegagalan perjuangan sporadis per wilayah yang dilakukan dengan cara perang fisik. Faktor eksternal juga berpengaruh dengan tumbuh kembangnya semangat nasionalis pada bagian2 negeri lain. Kesadaran kebangkitan nasional ini berlanjut dengan berlangsungnya SUMPAH PEMUDA pada 28 Oktober 1928. Puncak kebangkitan Nasional terjadi tahun 1945 dengan proklamasi kemerdekaan RI, menandai berdirinya NKRI dengan dasar Pancasila, UUD 1945 dan Lambang Garuda Pancasila.
Hari Kebangkitan Nasional hari ini juga harus kita maknai dengan mengenang perjuangan bersama kita seluruh elemen bangsa saling bahu-membahu berkolaborasi menerapkan nilai-nilai persatuan juga kesatuan dalam mewujudkan kebangkitan bangsa kita dari berbagai krisis global, seperti pandemi Covid-19 yang berlangsung beberapa tahun.
Dengan semangat yang sama pula, diharapkan agar seluruh komponen bangsa, termasuk para peserta sosialisasi 4 pilkar untuk terus mempertahankan bara api semangat kebangkitan nasional sembari merapatkan barisan perjuangan dengan menunjukkan kerja keras. kerja cerdas. juga kerja bersama demi kemandirian dan kemajuan bangsa yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H