Pemilu legislatifdi dapil Daerah Istimewa Yogyakarta benar-benar menjadi ajang paling panas di antara seluruh dapil se-Indonesia barangkali. Boleh dikatakan bahwa Dapil DIy adalah dapil neraka bagi nama-nama besar. Setelah dinasti trah Kraton Yogyakarta dihabisi dalam pemilu kali ini, maka korban selanjutnya adalah trah lain dari Pakualaman yang sekarang ini juga menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga, KRMT Roy Suryo Notodiprojo. Roy Suryo, caleg dari Demokrat untuk DPR RI nomer urut 1, sehari setelah pemilu sudah memasang berbagai baliho langganannya di banyak tempat di Yogyakarta dengan tulisan: “MATURNUWUN DUKUNGAN WARGA JOGJA. ROY SURYO, CALEG DPR RI TERPILIH”.
[caption id="attachment_332659" align="aligncenter" width="600" caption="baliho roy suryo"][/caption]
Tidak hanya itu, Roy memasang gambar-gambar balihonya bersama dengan istrinya, Ismarindayani, yang juga maju DPD RI. Pasangan suami istri ini maju untuk dewan secara bersamaan. Roy maju DPR, Ismarindayani, yang dikenal nama sebagai Ririn, maju DPD. Bagi warga Yogyakarta, keputusan pasangan ini untuk maju secara bersama-sama di tengah masyarakat Yogya yang tergolong kritis ini berakibat fatal. Untuk istrinya, Ririn, sudah pasti terpental karena tidak masuk 4 besar DPD RI.
Menurut penghitungan di berbagai rapat pleno terbuka KPUD se-DIY, suara Roy Suryo jauh tertinggal dari caleg sesama partainya, Ambar Polah yang nomer urut 4. Ironisnya, Ambar ini adalah caleg yang mengisi posisi kursi DPR yang ditinggalkan Roy Suryo ketika ditinggal untuk jadi Menpora dan sekarang sama-sama maju nyaleg. Saking tegangnya kompetisi internal di dalam partai Demokrat, timses Roy Suryo dan Ambar Polah kemarin saling berkelahi di depan kantor Banwaslu DIY karena saling melaporkan praktek politik uang.
Menpora Roy Suryo benar sudah tak lagi laku jual di DIY. Strategi dia dengan cara melakukan balihoisasi gambar dia dan istrinya yang sama-sama maju DPR dan DPD ternyata memang cara kampanye yang membuat warga Yogya merasa jijik (Masak bikin baliho sendiri, membuat ucapan selamat untuk diri sendiri, dan mengaku sudah terpilih oleh diri sendiri). Pesan Roy Suryo seakan-akan mengatakan “semua selesai dengan uang (baliho) dan tidak perlu ketemu warga”. Aksi Roy Suryo yang berani memasang baliho dimana-mana dengan mengatasnamakan “caleg DPR RI terpilih” jelas sebuah sikap takabur dan akhirnya akan dijilatnya sendiri kembali.
Pemilu legislatif dapil DIY kali ini telah menghabisi Menpora dan istrinya yang selama ini membanggakan sebagai trah Pakualaman. Sebuah arena paling adil dari warga Yogyakarta untuk memberi siapa yang layak diberi hadiah, dan siapa yang diberi hukuman. Dan Roy Suryo menjadi orang terhukum paling parah, bukan hanya tersingkir, namun bahkan di TPS-nya sendiri tak bisa mendulang suara, kalah oleh caleg-caleg lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H