Lihat ke Halaman Asli

Arih HayaShofa

KKN TIM II UNDIP 2021

Menjalani Hidup yang Ramah Lingkungan di Zona Merah Covid-19

Diperbarui: 4 Agustus 2021   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberian masker, handsanitizer dan handwash untuk musala dan warung serta penempelan poster  di RT 01 RW 05 Sidorejo Lor, Salatiga 

Kelurahan Sidorejo Lor, Salatiga (2/8). KKN Tim II UNDIP 2021 berbeda dengan KKN yang biasanya dilaksanakan dimana biasanya mahasiswa secara berkelompk ditempatkan di desa-desa tertentu. 

Di masa pandemi ini, KKN yang dimulai sejak tanggal 30 Juni hingga 12 Agustus 2021 dilaksanakan secara mandiri di desa masing-masing mahasiswa. Tema yang diangkat pada KKN kali ini yaitu “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs)”. 

Diharapkan dengan ini mahasiswa dapat mengembangkan desa tempat tinggalnya dengan tetap menaati protokol kesehatan dan pembatasan sosial serta memenuhi tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat.

RT 01 RW 05, Sidorejo Lor merupakan salah satu daerah di Kota Salatiga yang terdaftar sebagai zona merah. Banyaknya warga yang dinyatakan positif dan adanya korban meninggal akibat COVID-19 tidak membuat mahasiswa bernama Arih Haya Shofa terus berdiam diri, kegiatan KKN dilaksanakan melalui whatsapp grup dan pertemuan secara door to door dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.

Untuk menjaga warga yang lain yang belum terpapar COVID-19, mahasiswa mengajak warga untuk melakukan gaya hidup sehat dan menaati protokol kesehatan. 

Penerapan protokol kesehatan juga diperketat dibantu dengan pemberian masker, handsanitizer dan sabun cuci tangan di tempat umum seperti musala dan warung-warung disekitar lokasi untuk mencegah penularan dari orang yang datang untuk beribadah dan berbelanja.

Mahasiswa juga memberikan pengarahan cara pembuatan disinfektan skala rumah tangga menggunakan cairan pembersih atau cairan pemutih baju yang tersedia di rumah. 

Cairan pembersih juga bisa dibuat menggunakan sampah dapur seperti kulit jeruk. Campuran kulit jeruk yang sudah dipotong kemudian direndam dalam cuka dapur selama minimal dua minggu akan menghasilan cuka jeruk yang beraroma segar dan dapat digunakan sebagai cairan pembersih dapur yang aman dan murah. 

Sifat cuka yang asam akan menurunkan pH dan menyebabkan instabilitas pada membran sel sehingga mampu membunuh mikroba sementara kandungan atsiri pada kulit jeruk yang akan memberikan bau segar.

Sampah dapur tak hanya dimanfaatkan sebagai cairan pembersih seperti contoh diatas, sampah organik dapur seperti potongan kulit buah dan sisa potongan sayur dapat digunakan untuk membuat pupuk organik cair. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline