Lihat ke Halaman Asli

Pekatku

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih adakah sepotong ranting terinjak yang berderak patah
Masih adakah yang tersibak sehelai ilalang padang savana
Yang kau bisikkan untukku, dikepalaku berputar kencang bagai roda
Berharap masih menyimpan hawa dingin melingkupi bayang-bayang menari
Andai kudapat menghapus pekatku untukmu

Kuharap engkau masih tergenggam sang ranting terpukau
Akan kuhapus pekatku, jangan pernah kau risau
Maafkan pancaran keheningan yang selalu berdenting mengalun.
Melodi yang ingin kudengar tak terdengar
Andai kudapat mendengar semua waktu dalam pekatku
Maafkan semua yang pernah terjadi

Terhapus, berpaling dan kosong tak bersisa lagi
Akan kuhapus pekatku bagai perakaran melewati padang rumput menghijau
Bergema setulus hati langkah jauh melaju tanpa jemu
Berharap bisa berbagi dan berkelana ditengah kabut tebal jika ku mampu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline