Lihat ke Halaman Asli

Surat Pertama

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kak,,maap...

mungkin ini sudah diambang kegalauan Q...

maap klau kakak shock, kaget, terperanjat *sama aja*

padahal aQ da janji gag bkl kasih pesan kyk gini, harusnya langsung bom buku ke rumah kakak...

tapi dari beberapa nasehat kakak, aQ mau ungkapin ini ...

gag tahu apa rasa ini, mungkin kagum yang berkolaborasi dgn rasa sayang dan rasa suka. walau ini memang gag wajar. tapi aQ sadar kok kak klau ini salah, maka dari itu aQ ungkapkan dengan kata "kagum" saja, meski memang sifat manusia yang mengiginkan lebih *gag mau munafik*.

aQ terima tanggapan kakak baik atau buruknya^^


http://riuisme.blogspot.com/2012/05/surat-pertama.html

Aku terima surat itu tanggal 15 April. Saat itu aku sedang tidur-tiduran dan sedang tak ingin berselancar di dunia maya. Aku baca berulang-ulang, aku pahami makna tersirat dan tersuratnya, tapi tetap saja aku tak ngerti apa yang diinginkan olehnya. Sejam, dua jam, tiga jam, akhirnya aku gak betah juga ingin tahu apa maksudnya.

Sampai sekarang pun aku masih penasaran, kenapa?

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline