Oleh Teguh ardiansyah
Mahasiswa universitas serambi mekkah, fakultas agama islam, prodi komunikasi penyiaran islam
Dewasa ini, banyak di pertanyakan kenapa kualitas perguruan tinggi di indonesia rendah di mata dunia, perguruan tinggi indonesia masih rendah dari pada negara -- negara lainnya baik itu negara tetangga indonesia, indonesia masih ketertinggalan jauh di bandingkan negara -- negara tetangga nya, sedikit memberi info meluruskan kenapa kualitas perguruan tinggi di indonesia rendah di mata dunia berikut penjelasannya.
Sekilas, mengingat kembali pemberitahuan Lukman Direktur Kelembagaan Ditjen mengatakan hal tersebut karena biaya pendidikan tinggi di Indonesia sangat rendah. Kemudian dari 20 ini masuk 500 besar hanya 5 perguruan tinggi. Ini kan berarti dipertanyakan, kok bisa ya perguruan tingginya banyak, tetapi sedikit yang bisa masuk ke pemeringkatan perguruan tinggi, kata Lukman
Setelah dilihat terkait dengan kualitas ini adalah ternyata biaya pendidikan perguruan tinggi kita itu rendah sekali.
Dan juga mengingat kembali dalam sebuah pemberitahuan Lukman mengatakan besaran biaya pendidikan perguruan tinggi di Indonesia. Ia menyebut biaya pendidikan yang dikeluarkan kurang lebih hanya Rp28 juta dalam waktu satu tahun.
Dan seterusnya, Kalau di kursnya, di dollar itu kita US$2.000. Dibandingkan ini, dengan India itu US$3.000 setahun. Kita hanya lebih tinggi dari Filipina itu US$1.000, masih jauh dari Malaysia kurang lebih US$7.000, dari Jepang itu adalah US$8.000 , Lukman Direktur Kelembagaan Ditjen mengatakan hal tersebut.
Oleh karena itu, Kemendikbud menyiapkan dana abadi perguruan tinggi guna meningkatkan kualitas perguruan-perguruan tinggi yang ada di Indonesia agar bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia.
Perguruan tinggi di Indonesia rendah karena beberapa faktor, antara lain:
Rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi: APK pendidikan tinggi di Indonesia hanya sekitar 31 persen, yang berarti hanya sekitar 31 persen penduduk Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi.
Kualitas Pendidikan Tidak Merata: Kualitas pendidikan tinggi di Indonesia tidak merata, dengan hanya 27 perguruan tinggi swasta yang terakreditasi A, dan sebagian besar terletak di Pulau Jawa.
Perguruan Tinggi Berbasis Vokasi Kurang: Perguruan tinggi yang berbasis vokasi lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan akademis, sehingga tidak memenuhi kebutuhan industri yang memerlukan keterampilan pekerjaan.
Kemampuan Ekonomi Masyarakat: Kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia yang kurang memungkinkan mereka untuk membiayai pendidikan tinggi, sehingga pendidikan menjadi nomor dua setelah masalah ekonomi dan kesehatan.
APBN Indonesia yang Kurang: APBN Indonesia hanya sekitar 13 persen yang dialokasikan untuk pendidikan, sehingga pendidikan tidak menjadi prioritas utama.
Pemimpin Negara dan Daerah yang Tidak Prioritaskan Pendidikan: Pemimpin negara dan daerah tidak menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program kerjanya, sehingga pendidikan tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Mahalnya Biaya Pendidikan: Biaya pendidikan di Indonesia relatif mahal dibandingkan pendapatan perkapita masyarakat, sehingga banyak orang tidak dapat membiayai pendidikan tinggi.
Sistem Pendidikan yang Kurang Efektif: Sistem pendidikan yang hanya menekankan domain kognitif tingkat rendah dan ujian nasional yang dijadikan sebagai kriteria lulusan, sehingga kompetensi siswa menjadi rendah.
Lemahnya Karakter Mahasiswa: Lemahnya karakter mahasiswa juga menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Dengan demikian, perbaikan mutu pendidikan tinggi di Indonesia memerlukan komitmen pemerintah dalam menegakkan aturan sistem penyelenggaraan sekolah yang bermutu, serta meningkatkan APK pendidikan tinggi dan kualitas pendidikan tinggi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Dan bagaimana solusi untuk mengatasi perguruan tinggi Indonesia masih rendah berikut penjelasannya:
Komitmen Pemerintah: Pemerintah harus meningkatkan komitmen dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan yang bermutu, serta dalam penyediaan dana pendidikan yang lebih besar.
Kurikulum yang Sesuai: Pengembangan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan fleksibilitas yang lebih besar untuk mengembangkan kurikulum.
Pengembangan Sumber Daya: Meningkatkan mutu sumber daya seperti dosen, sarana, dan prasarana pendidikan.
Inovasi Pendidikan: Mengembangkan inovasi pendidikan seperti Universitas Terbuka yang menggunakan teknologi online untuk memudahkan akses pendidikan tinggi.
Kemitraan Strategis: Meningkatkan kemitraan strategis antara perguruan tinggi dan industri untuk meningkatkan kemampuan lulusan dalam menghadapi pasar kerja.
Penyelenggaraan Sekolah yang Bermutu: Meningkatkan mutu penyelenggaraan sekolah dengan aturan yang bermutu dan Undang-Undang yang sesuai.
Peningkatan Akses: Meningkatkan akses pendidikan tinggi dengan membuka jalur pendidikan yang lebih luas dan memudahkan masyarakat mengakses pendidikan tinggi.
Dengan langkah-langkah strategis ini, mutu perguruan tinggi di Indonesia dapat ditingkatkan dan meningkatkan kemampuan lulusan dalam menghadapi pasar kerja.
Kalo kita lihat negara -- negara perguruan tinggi maju memiliki karakteristik Tingkat: Ekonomi yang Tinggi: Mereka memiliki GDP per kapita yang tinggi, artinya pendapatan rata-rata penduduknya juga tinggi.
Infrastruktur yang Maju: Mereka memiliki infrastruktur yang super canggih dan maju, seperti jalan tol, bandara, jaringan telekomunikasi, dan sistem transportasi umum yang efisien.
Tingkat Pendidikan yang Tinggi: Mereka memiliki sistem pendidikan yang baik, mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, yang mendukung pengembangan potensi anak-anak dan pemuda.
Kesehatan yang Baik: Mereka memiliki sistem kesehatan yang memadai, dengan akses yang luas terhadap layanan kesehatan, fasilitas medis yang modern, dan tingkat harapan hidup yang tinggi.
Teknologi yang Canggih: Mereka memiliki akses yang luas terhadap teknologi informasi dan komunikasi, serta peran penting dalam perkembangan teknologi di berbagai bidang.
Contoh-contoh negara perguruan tinggi maju antara lain Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan negara-negara Eropa Barat lainnT
Tentang perguruan tinggi Indonesia yang rendah di mata dunia adalah bahwa Presiden Joko Widodo menyoroti peringkat perguruan tinggi Indonesia yang belum mampu menembus top 100 dunia. Ia meminta agar peringkat perguruan tinggi dalam negeri terus ditingkatkan dan mengakui bahwa ada banyak kendala yang dihadapi, termasuk soal anggaran yang kurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H