Lihat ke Halaman Asli

A Zainudin

Penyuka Sastra

Bermain Api

Diperbarui: 19 November 2020   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain Api. Sumber: Harianjogya.com

Kita bermain-main membuat pusaran api. Lidah panasnya menjilati setiap lekukan. Kita tertawa. Seolah bara hanya permainan warna. Kita lupa bahwa panasnya akan melumerkan jiwa. Bercerai berai dan menjadi serpihan luka

Pusaran api yang kita anggap mainan belaka, pelahan menggulung langit. Mencari mangsa.   Terdengar jerit. 

Tapi kita tetap terbahak. Menertawakan luka seperti aneka pelangi di ujung senja. Api membesar memutar ayunan hidup kita. Baru kita terpana

Pusaran api yang kita mainkan, memainkan kita.  Kobaran panas yang kita tertawakan, menertawakan kita. 

Kita mulai mencari cara melawan api. Angin kita putar, air kita semburkan. Tapi api sudah meraksasa. Mulai melumat kita

Seandainya saja kita tidak bermain api. Sesal kita tak bertepi

Tangerang Selatan, 22 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline