Tiba-tiba saja gadis ini menjadi terkenal karena menjadi tamu di mana-mana. Entah itu di televisi atau podcast youtuber. Karena cantik? Pasti. Muda? Yup! Karena dua fator itu modal yang amat bagus untuk jadi terkenal.
Namun, ada yang mengganjal. Setidaknya buat saya. Nama lengkap gadis berusia 20 tahun ini Livy Renata. Dalam setahun belakangan sosoknya menjadi begitu viral. Apa profesinya? Hanya brand ambassador klub esport.
Kok bisa? Dia jago main game? Ia mengaku tidak terlalu! Justru itu yang unik sekaligus mengganjal buat saya. Banyak podcaster di youtube mengundang Livy bukan karena profesinya sebagai brand ambassador esport.
Banyak pihak mengundang Livy Renata karena dia polos. Kepolosannya itu menjadi lucu. Misal, dalam sebuah program acara tv Livy mengaku tidak pernah naik angkot (karena ia memang terlahir sebagai anak dari keluarga berada).
Dalam program acara tv lain ia ditantang untuk tidak mengatakan "I (saya)" selama acara berlangsung. Dan ia selalu gagal. Memang ia lebih fasih berbahasa Inggris karena ia memang belajar di sekolah internasional sejak kecil.
Di podcast youtube Boy William, Livy menjadi bulan-bulanan karena tidak mengenal artis-artis terkenal di Indonesia. Ia menyebut Luna Maya adalah istri Ahmad Dhani dan anggota trio macan bersama Maya Estianti dan Dewi Persik. Ketika Boy bertanya tentang Mulan Jamila, Livy secara spontan dan jujur mengatakan tidak kenal. Bahkan nama Lyodra (penyanyi pemenang satu ajang kompetisi pencari bakat di tv) ia kira semacam nama naga.
Yang lebih mengenaskan saat komika dan penulis terkenal Raditya Dika mengundang Livy dan menanyakan barang-barang tempo doeloe. Ya tentu saja Livy tidak tahu, karena ia belum lahir! What do you expect, dude?!!
Itulah deretan kepolosan Livy. Anda bisa berselancar di youtube untuk menyaksikan lebih lengkap. Kepolosan yang dianggap menjadi 'komedi' oleh para selebriti yang kemudian menjadikan Livy pun sebagai selebriti dadakan.
Sampai di sini seperti tidak ada yang salah. Orang polos -- cenderung o'on gaya Oneng (dalam serial TV Bajaj Bajuri) yang dijadikan bahan candaan. Banyak orang tertawa dan merasa terhibur.
Benarkah? Saya mencoba menempatkan diri sebagai Livy. Saya pasti merasa tidak ada yang salah. Di mana letak salah bila saya tidak kenal dadar gulung, cireng, angkot, artis-artis Indonesia, kalau saya memang sejak kecil tidak pernah bersentuhan dengan makanan-makanan itu dan tidak pernah nonton televisi Indonesia? Mikiiirrr??? (*Cak Lontong).
Saya kok justru merasa rishi dengan mereka yang mengundang Livy hanya sebagai bahan lelucon (meski tampaknya Livy menikmatinya). Apalagi setelah saya melihat Livy di podcast komika Dodit Mulyanto (rasanya ini satu-satunya video yang mengulas Livy secara wajar), ternyata Livy memiliki masa kecil yang tidak nyaman (tidak punya teman di sekolah selama dua tahun). Di video ini juga terlihat Livy sebenarnya perempuan yang cerdas dan punya prinsip hidup yang teguh.