Lihat ke Halaman Asli

Lima Cara Mengenalkan Tuhan pada Anak

Diperbarui: 24 Oktober 2023   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Pixabay.com

Tidak mudah mengajarkan anak mengerti tentang Tuhan. Anak selalu memahami konsep dengan imajinasi, termasuk konsep tentang Tuhan.

Imajinasi anak jelas jauh berbeda dengan kaum dewasa. Semakin anak dewasa ia memang diajak untuk mengenalkan agama. Secara tidak langsung anak juga dikenalkan tentang Tuhan melalui praktik beragama.

Orangtua yang memahami agama tentu ia memiliki keinginan anak mereka mengenal agama, memeluknya dan menjadikan ia sebagai pegangan dalam hidup.

Ada lima cara mengenalkan anak pada Tuhan. Pertama, ajak anak anda bersyukur. Mengajak anak kita bersyukur adalah cara kita mengajak anak mengenal Tuhan. "Nak, alhamdulillah kita bisa makan enak. Di luar sana banyak yang masih belum bisa makan." Siapa yang memberi kita makan?, yang memberi makan kita adalah Tuhan. Yang memberi makan kita adalah Tuhan lewat ayah dan ibu kita.

Bersyukur tentang pemberian Tuhan, takdir dari Tuhan adalah cara kita sebagai orangtua mengenal Tuhan.

Kedua, ajak anak kita beribadah. Dengan mengajak anak kita beribadah sesuai dengan ajaran dan kepercayaan masing-masing kita secara tidak langsung juga mengajak anak kita mengenali Tuhan kita.


Ibadah membuat anak secara bertahap mengenal Tuhan. Dengan beribadah secara rutin anak menjadi ingat dan mengenali Tuhan dengan beribadah. Ia akan terbiasa taat menjadi hamba yang Iman dan menjadi hamba yang hatinya terpaut pada Tuhan.

Ketiga, ajarkan anak pada kejujuran.  Mengajak dan membiasakan anak hidup jujur adalah bagian dari cara kita selaku orangtua mengenalkan Tuhan pada anak. Ada kisah menarik saat Kiai Dahlan memberi tiga muridnya makanan. "Wahai muridku, makanlah roti yang kuberi padamu tetapi tidak terlihat siapapun." Ketiga murid itu pun berlari sembunyi mencari tempat paling aman. Ada yang sembunyi dibalik pohon besar. Ada yang sembunyi di tempat tak terlihat. Tetapi ada satu murid yang berputar dan berlari ke sana kemari sembari khawatir hatinya.
Ketiga murid Kiai Dahlan tadi kembali kepada Kiai. Dua murid sudah menghabiskan rotinya. Sementara satu murid mengaku tidak bisa sembunyi dari Tuhan. Karena Tuhan Maha Melihat.

Kisah singkat tadi mengajarkan betapa pentingnya kejujuran. Manusia tidak melihat, tetapi Tuhan Maha melihat. Saat kita berbohong Tuhan melihat meski manusia sekitar kita tidak tahu kalau kita berbohong.


Keempat ajak anak kita merasakan rasa sakit. Saat anak merasakan sakit karena jatuh atau apapun itu ia akan ingat ada yang menolong, ada yang membantu. Kita perlu mengisahkan kisah tentang ras sakit dan harapan akan pertolongan Tuhan. Kita boleh dan suatu waktu akan sakit, begitu pula anak kita. Tetapi yang pokok adalah saat sakit  kita tidak lupa akan Tuhan. Kita memiliki sandaran akan kesembuhan kita pada Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline