Lihat ke Halaman Asli

Generasi Berkarakter Bermula dari Keluarga

Diperbarui: 4 September 2015   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Kamis 20 Agustus 2015 lalu, Kompasiana dan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mengadakan acara Kompasiana Nangkring membincangkan seputar penanaman revolusi mental melalui 8 fungsi keluarga di Solo Paragon Hotel & Residence. Narasumber pada acara ini antara lain : Arswendo Atmowiloto (budayawan, penulis, dan wartawan senior), Soleh Amini Yahman (dosen, psikolog, motivator, sekaligus pemuka agama), Dr Sudibyo Alimoeso MA (Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN),dan dr  Abidinsyah  Siregar DHSM MKes (Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi, BKKN). Dalam acara hadir pula pejabat perwakilan dari walikota Solo, Basuki Anggoro Hexa.

Latar belakang revolusi mental, oleh presiden pertama RI (Soekarno) beliau pernah berpesan "Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter karena karakter inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang maju atau kita menjadi bangsa kuli, hanya bisa melihat kebesaran bangsa lain dan tidak punya semangat untuk maju." Dan sekaran Presiden Jokowi juga mencanangkan program revolusi mental, agar bisa mencetak generasi yang berbudi pekerti, santun, dan ramah.

Keluarga memiliki peranan penting dalam kesuksesan revolusi mental. Keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak. Keluarga merupakan titik sentral pengembangan karakter anak sejak dini. Sehingga keharmonisan keluarga, maupun nilai-nilai yang diajarkan dalam keluarga memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan karakter anak. Ada 8 fungsi keluarga dalam menanamkan revolusi mental, yaitu : fungsi agama,pendidikan,cinta kasih,perlindungan,reproduksi,sosial&budaya,ekonomi dan lingkungan. 

Penyakit remaja yang paling dominan sekarang ini adalah seks bebas, narkoba, dan HIV/AIDS. Hal tersebut terjadi karena anak kurang mendapat pendidikan karakter yang benar. Orang tua kurang perhatian terhadapa anak, dan tidak bisa menjadi teman diskusi yang baik. Sehingga anak mencari perhatian di luar rumah yang cenderung lebih ke arah negatif daripada positif. Dimulai dari keluarga yang harmonis, nyaman, dan terbuka terhadap anak. Kemudian melaksanakan 8 fungsi keluarga dengan baik, maka akan tercipta generasi-generasi berkarakter yang membanggakan bangsa dan negara

Berdasarkan riset, anak-anak di timur tengah rata-rata lebih cerdas daripada anak-anak di Amerika. Rahasianya, ternyata ketika ibu mulai hamil, dia sudah memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Seperti tidak makan daging, tidak merokok, dan tidak minum alkohol. Selain itu sang ibu juga mencari buku-buku berhitung dan TTS, kemudian ia kerjakan soal-soalnya. Hal tersebut untuk melatih otak kiri sang bayi. Selain itu juga mendengarkan musik klasik atau ayat-ayat suci alquran bagi yang muslim, sehingga si bayi mempunyai emosi yang stabil. Hal tersebut melatih otak kanan si bayi. Sejak dini sudah dipersiapkan sedemikian rupa, kemudian ketika sudah lahir hingga remaja dididik dengan didikan yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline