Kurikulum Merdeka sebagai formulasi: Prinsip Kurikulum Merdeka Mudah Dipahami
Oleh: Muhammad Choerul Umam
Dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta
Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
Di Indonesia kurikulum mengalami beberapa kali perubahan sejak tahun 1947 sampai sekarang, Kurikulum itu sendiri merupakan seperangkat nilai yang diaktifkan melalui proses pengembangan dan berpuncak pada pengalaman kelas bagi siswa (Wiles, 2005:7) Kurikulum berarti jumlah total dari semua pengalaman yang dialami seorang siswa dalam bimbingan sekolah. Tidak terkecuali hadirnya kurikulum merdeka menjadi salah satu formulasi penyempura kurikulum sebelumnya dengan tujuan hasil yang nyata.
Maka diperlukan pemahaman yang jelas terkait konsep dan prinsip kurukilum merdeka. Pada kurikulum merdeka terdapat suatu prinsip yang tidak ada di kurikulum sebelumnya yaitu profil pelajar pancasila. Semua kegiatan harus menuju pencapaian profil pelajar pancasila.
Kegiatan itu adalah budaya sekolah, intrakurikuler, proyek penguatan profil pelajar pancasila dan ekstrakurikuler. Satu hal yang prinsip dalam kurikulum Merdeka itu adalah munculnya konsep atau prinsip profil pelajar Pancasila dimana profil pelajar Pancasila ini tidak muncul di kurikulum-kurikulum sebelumnya, memang ada dulu yang disebut dengan (PPK) penguatan pendidikan karakter akan tetapi pada kurikulum merdeka belajar ini konsepnya mirip tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran jauh berbeda kalau yang karakter-karakter yang dulu itu itu hanya dimasukkan ke dalam RPP setelah itu actionnya itu tidak terlihat nyata tetapi di dalam kurikulum Merdeka Profil Pelajar Pancasila yang didalamnya memuat karakter dan kompetensi dalam tataran pembelajaran itu actionnya jelas.
Seperti kita ketahui bahwa Profil Pelajar Pancasila mempunyai enam dimensi yaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan Global, bergotong-royong, kreatif, Mandiri dan bernalar kritis inilah segala bentuk kegiatan pembelajaran muaranya atau tujuannya harus mencapai Profil Pelajar Pancasila.
Untuk menuju ke profil pelajar Pancasila itu dapat didekati melalui empat pendekatan atau empat kegiatan, itu meliputi budaya sekolah, ekstra kurikuler, intrakurikuler, proyek penguatan profil belajar Pancasila, untuk budaya sekolah dan ekstra kurikuler ini konsepnya itu tidak jauh dengan kurikulum 2013, disini yang berbeda konsepnya itu adalah intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila dimana intrakurikuler dan proyek penguatan profil para order Pancasila ini diberikan alokasi yang jelas alokasi yang sudah terpetakan misalkan kalau intrakurikuler itu diberikan alokasi waktu kurang lebih 70-80 %, Sedangkan untuk proyek penguatan profil pelajar Pancasila itu diberikan lokasi 20 sampai 30 %.
Intrakurikuler adalah pembelajaran biasa atau reguler seperti kurikulum 2013 basisnya adalah capaian pembelajaran, ini konsepnya sama dengan Kompetensi dasar pada kurikulum 2013. dimana esensi KD dan capaian pembelajaran sama yaitu kompetensi-kompetensi yang harus diajarkan kepada siswa yang berbasis mata pelajaran hanya saja bedanya capaian pembelajaran dalam perumusannya itu dalam bentuk paragraf atau dalam bentuk narasi beda dengan kompetensi dasar bentuknya adalah rinci bernomor tapi pada hakekatnya sama saja nanti capaian pembelajaran kalau kita rinci yang menjadi seperti KD.
Kemudian kalau proyek penguatan profil pelajar Pancasila ini tidak berbasis capaian pembelajaran jadi proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) ini sama sekali tidak untuk mencapai capaian pembelajaran tetapi berkaitan tema yang sudah disediakan oleh pemerintah sebanyak tujuh tema untuk selain SMK sedangkan SMK itu ada delapan tema yang disediakan, untuk 7 tema meliputi kewirausahaan, kearifan lokal, kehidupan berkelanjutan, suara demokrasi, bangun jiwa dan raga, dan Berekayasa dengan teknologi inilah tema-tema yang disediakan oleh pemerintah jadi bahwa P5 itu berdasarkan tema tidak berdasarkan capaian pembelajaran.
Selanjutnya apa yang harus dilakukan guru ketika mau mengajar seperti biasa dalam kurikulum sebelumnya guru itu wajib membuat perangkat ajar, kalau dulu ada namanya program tahunan, program semester, analisis materi pelajaran, silabus dan RPP. sekarang guru hanya dituntut untuk membuat perangkat ajar berupa ATP dan modul ajar.
ATP itu alur dan tujuan pembelajaran Capaian pembelajaran dalam bentuk kompetensi yang yang masih Global belum rinci maka CP ini perlu dijabarkan menjadi tujuan-tujuan pembelajaran, selanjutnya guru juga membuat modul ajar ada komponen minimal yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan assesmen. Kemudian untuk proyek penguatan profil pelajar Pancasila itu berdasarkan tema dari tema yang dipilih untuk dibuat namanya modul proyek ini seperti modul ajar tetapi pembelajarannya bukan intra pembelajarannya dapat berupa perencanaan pembelajaran Tujuan , langkah dan assesmen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H