Lihat ke Halaman Asli

Uang Jajan

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang anak duduk sambil tersenyum-senyum sendiri  mengulum permen manisnya didepan rumah. Ah, permen yang nikmat sekali. Sambil menghisap permen yang nikmat itu sang anak teringat peristiwa beberapa saat yang lalu, ketika ia meraung-raung menangis disamping  sang bunda tercinta, mengtakan uang jajannya hilang. Memang hilang sebenarnya. Bunda yang baik seperti bunda kita dirumah tersenyum dan mengganti uang jajan hari itu. Dan pengaruhnya, suara raung tangisan itu mendadak berhenti. Dan bibir munggil tokoh kita beransur melukis senyuman, berjingkrak, lalu berlari menapak jalan menuju warung samping rumah. Maka dapatlah si anak menikmati permen manisnya.
Disebalik senyumnya, si anak  berpikir, besok aku akan melakukan hal yang sama untuk mendapatkan jajan lebih. Huaahm,, permen sudah habis, waktunya tidur siang.
Mereka anak-anak yang ada didunia hari ini. Mampukah kita memberantas korupsi, sampai kecikal bakalnya??
Maret, 23 2010

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline