WNI itu singkatan dari Warga Negara Indonesia. Mereka yang secara de facto dan de jure berpredikat sebagai WNI, tentunya memiliki hak yang sama untuk diperlakukan oleh pemerintah yang punya kewajiban melayani mereka. Tatkala Mesir bergolak, headline media ramai-ramai menyoroti situasi dan kondisi di negeri para Pharao itu, tidak terkecuali evakuasi terhadap para warga negara asing termasuk warga Indonesia di sana. Dari Dubes, Menlu hingga Wakil Presiden bahkan Presiden menunjukkan keperdulian yang luar biasa pada nasib warga kita di sana. Kedatangan merekapun bahkan memerlukan penyambutan dan pidato para Pejabat, yang tentu saja, tetap disorot oleh media. Ada yang mengatakan, perhatian publik dan media Indonesia yang besar pada kondisi negara Mesir dengan segala akibatnya, akhirnya malah dijadikan komoditas politisi dan pejabat Indonesia untuk melakukan 'pencitraan diri' dengan beramai-ramai menunjukkan sikap perduli dan 'kepahlawanan' mereka memperjuangkan nasib warga negara. Pertanyaannya, "bagaimana dengan nasib warga negara Indonesia lain yang ada di kolong-kolong jembatan Arab Saudi ?" Tatkala media kurang tampak menyoroti nasib mereka yang terkatung-katung karena tidak bisa pulang ke negeri sendiri, maka keperdulian pemerintah terhadap merekapun menjadi ikut-ikutan mandul. Padahal mereka sudah lebih lama terancam dan menderita dibanding WNI di Mesir saat ini. Mereka adalah para Pembantu Rumah Tangga asal Indonesia yang justru telah menjadi 'pahlawan devisa' bagi negaranya. "Saat media kurang menyoroti mereka, saat mereka hanyalah wong cilik yang tidak punya daya menuntut hak warga negara, saat nasib tidak memihakkan mereka pada kontribusi materi dan kekuasaan bagi kita, maka 'Kesampingkan Mereka..!' ," begitu mungkin kira-kira gumaman para Elit Negara. Kasihan memang, nasib Orang Kecil di negeri ini.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H