Lihat ke Halaman Asli

Saatnya Membantu Gayus !

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Okelah Gayus salah. Titik. Karena negara sudah dirugikan oleh dia. Kalau negara dirugikan secara materi, ujung-ujungnya rakyat (kecil)-lah yang terkena imbasnya. Tapi masalahnya adalah, fokus publik saat ini seringkali akhirnya hanya terjebak pada si Gayus, Gayus dan Gayus lagi. Padahal skenarionya kan sudah jelas. Apa itu ? Tiap kali 'pihak-pihak lain' yang berkait dengan Gayus mulai di/ter-publikasikan, apakah itu Petinggi-Petinggi Kepolisian dan Kejaksaan atau Perusahaan-Perusahaan Penyuap Gayus, maka lihatlah, akan bermunculan (atau dimunculkan) beragam kasus baru di negeri ini, sambung-menyambung, dan itu bikin heboh ! Mulai dari public figure yang terkait narkoba atau kawin lagi, kerusuhan, teroris, DPR berkasus, tahanan kabur, dan lain-lain, sampai (kalau perlu) dibuat kasus maling kolor ditembak mati pakai senapan mesin ! Akibat langsungnya jelas,  dengan cepat mereka yang berkait dengan Gayus akan tidak di/ter-publikasikan lagi. Hebatnya, kejadian ini selalu berulang, dan hebatnya kita kadang seperti tidak 'menciumnya', serta lebih hebat lagi, adalah mereka, yang menyusun skenario ini. Isunya sih, praktik semacam ini, sudah ada 'Perusahaan Pengelola'-nya. Database beribu kasus milik mereka yang siap diluncurkan, lengkap. Tinggal kontak mereka, bayar, beres. Jadinya, Gayus dinyatakan bersalah sih oke-oke saja. Hukuman buat dia berat-pun, tidak masalah. Bahkan harus. Bukan menidakkan asas hukum praduga tak bersalah, tapi 'mata jujur' kita sesungguhnya sudah melihat kalau Gayus memang bersalah, dan rakyat banyak jadi terugikan. Tapi bagaimanapun, sekarang Gayus itu harus dibela. Dibela agar dia (dan segelintir keroco kecil lain) tidak sendirian dinyatakan bersalah. Ada hiu dan paus besar yang juga harus digeret ke bui. Itu baru namanya keadilan !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline