Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Arif

Manusia Biasa

Balik Berita: Bupati dan Pantunnya

Diperbarui: 22 April 2022   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bupati bersama rekan-rekan wartawan Kampar

Tanggal 22 Mei nanti, Bupati Kampar Catur Sugeng  Susanto akan berakhir masa jabatannya, beberapa kali meliput kegiatan beliau tak banyak yang saya ingat tentang sosok beliau.

Tapi, selama beberapa kali peliputan itu ada beberapa momen yang saya ingat. Pertama, setiap kali beliau berpidato menyampaikan kata sambutan, selalu di akhiri dengan pantun, dan lucunya, setiap pantun yang ia ucapkan selalu sama persis pada acara yang berbeda, dan para wartawan sudah mahfum dengan hal ini.

"Kota Mekkah di kelilingi bukit berbatu, Wa billahi Taufiq  Wa Hidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaroakatuh," begitulah pantun Catur selalu mengakhiri pidatonya.

Tak hanya wartawan saja, Forum Pimpinan Daerah yang ikut dalam kegiatan tersebut juga agaknya sudah hapal dengan pantun tersebut, setiap pantun itu diucapkan langsung di sambut tawa riuh para tamu undangan dan wartawan yang hadir.

Kedua, yang saya ingat yaitu logat jawanya. Teman-teman wartawan jika berkumpul kadang-kadang suka berseloroh menirukan gaya bicaranya ketika mengingat momen saat mewawancarai beliau.

"Yo ndhak begituh, siapa yang bhilang," ucap teman-teman wartawan menirukan logat jawanya.

Begitulah beberapa kenangan yang saya ingat pada sosok beliau.

Terkahir, ketika saya dan teman-teman wartawan  wawancara beliau, ketika usai acara penyampaian LKPJ Bupati pada rapat paripurna beberapa waktu lalu,  apa kegiatan yang ia buat setelah berakhir masa jabatannya nanti. Ia hanya menjawab santai.

"Yo tethap mengabdi padha masyarakat," jawabnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline