Lihat ke Halaman Asli

Bledhek

____________

Langit Hitam, Hujan, Keriput, dan Uban

Diperbarui: 16 Maret 2021   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Langit Hitam, Hujan, Keriput, dan Uban

Saat langit hitam, kau masuk dalam sebuah pikiran;
Mungkin sebentar lagi hujan,
Jemuran segera diangkat,
Kendaraan masuk parkiran
Anak-anak bermain dipanggil
Lalu diajak pulang

Sebentar kemudian langit terang;
Anak-anak kembali bermain,
Jemuran kembali dilabang
Lalu sibuk dengan lain urusan

Bur!!!! Mendadak hujan turun;
Rintiknya langsung besar-besar
Disambut petir menggelegar
Hujan panas, katanya penyakit datang
Dengan teriakan anak-anak kau panggil lagi

Jemuran terlupakan
Gerutu menyalahkan hujan
Padahal peringatan akan hujan sudah terang
Padahal langit hitam hanya warna

Ada Sang Pencipta
Memberi aba-aba
Seperti;
Tumbuhnya uban
Sakit Gigi dan tanggal kumat-kumatan
Keriput kulit seluruh badan
Di depan dokter keluhkan kesakitan
Di depan cermin cemberut takut muka kusut
Bukankah protes telah dilakukan

Padahal,
Sama halnya dengan langit hitam
Kemudian terang dan mendadak turun hujan
Bukankah,
Keriput dan uban tanda-tanda datangnya ketuaan
Lalu acap kali masih lupa,
Seperti hujan yang tidak jadi
Padahal langit gelap di sana sini
Ia sungguh berbeda dengan keriput dan uban
Ini benar-benar tak bisa dikembalikan

Tb, 16 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline