Anai-Anai Melepaskan Sayap
Anai-anai telah menjadi tentara, menyerbu lampu tepi jalan di tengah kota, memaksa kaca mobil tertutup rapat, helm pengendara motor diturunkan seturun-turunnya.
Dingin AC, kabur penglihatan, gas tetap ditancapkan, rintik hujan penyebab segala kecepatan
Demi rumah jadi tempat istirahat, setelah seharian penat
Keringat diseka berkali-kali, tisssu jadi alat pembersih sekali pakai
Di depan gang, dua anak laki-laki dengan ember berisi air dijinjing, berburu anai-anai, untuk lauk makan
Kita yang belum berasakan tak pernah tau rasanya oseng anai-anai
Sebagian anai-anai terjebak, sebagian lain pulang menjadi pemenang. Sebentar lagi ratu mereka akan memberikan penghargaan, sebuah koloni baru
Seperti kita, begitu pintu rumah terbuka, senyum mereka gembira anggota keluarga, menyambut dengan hangatnya
Seperti dua anak laki-laki yang dinantikan nenek mereka dengan blarak menyala, pawon jadi istana kuliner serba bisa
Dua saudara adalah pahlawan malam ini
Maka demi menyelamatkan diri, anai-anai melepaskan sayap agar tidak terjebak, terjerembab, terkurung dalam baskom hibak