Lesapkan Puisiku, Ingsutkan Kopimu
Manakala gerimis,
Tak mampu membuat jaket tebal memeluk badan
Apalagi hanya segelas kopi
Bibir mungkin boleh lepuh
Oleh terik matahari
Tidak dengan hatimu
Juga puisi ini
Jangan harap bintang mampu terangi
Mata tertutup sakwasangka
Kepala terendam telaga
Entah berwarna apa
Gerak bibir kelu, darah mengucur
Oleh torehan sembilu
Perihnya bertalu-talu
Kata manis yang pernah terucap
Siapa yang ingat!
Canda riang, ke mana terbang?
Baca Juga Aroma Kopiku Lesap....
Secangkir kopi jadi teman meracik puisi
Telah terganti
Diksi manis tertumpah caci maki
Hangat kopi terkurung dalam panci
Kita telah berdiri
Sendiri-sendiri
Saling membelakangi
Mengumbar benci
Jika hadirku melenyapkan senyummu
Lesapkan puisiku
Jika kopimu tak hangat lagi olehku
Ingsutkan kopimu
Di sini ada yang menghargaimu
Di sana ada yang mempermainkanmu
Mungkin suatu saat akan melecehkan
Hingga seleceh-lecehnya
Percayalah aku!
TB, 5 Pebruari 2021