Aku dan Temanku di Depan Pintu
Ia yang kemarin membuka dadanya
Sesumbar ingin memeluk dunia
Lenyap ditelan mega
"Tanganmu terlalu kecil kawan," kata salah seorang sahabatnya
Begitu membuka mata, terang di jendela
Ia kira sinar itu untuknya
Lama baru menyadari
Ternyata hanya sisa nyala lilin kecil
Di tengah malam buta
Mendung bahkan menutup semuanya
Kini ia tertunduk,
Merenungi kemalangan diri
Ringkih kakinya enggan berlari
Baginya lebih aman jika sembunyi
"Bekalmu kurang, Kawan," kawannya melanjutkan
Baca Juga Pohon Bidara di.....
Hidup bukan monopoli, siapa berani
Semua mampu ia miliki
Ada kaki dengan sepatu
Ada tangan dengan pena seribu
Ada dada dengan dasi melingkar di sana
Tempatmu juga tempatku
Hanyalah selasar,
Sebaiknya kita pulang sebelum
Orang yang berada di dalam
Mengusir dan melempar
TB, 31 Januari 2021