Seperti Tepung di Atas Kulit Padi
Seribu perak harganya di atas seratus perak. Di atas plafon masih ada atap.
Kiblat harganya di atas menara masjid. Sementara barapa harga atap, kubah, dan menara masjid dibuat megah?
Seperti kulit padi di atas saringan. Setelah ditumbuk berjam-jam. Melelahkan, keringat bercucuran. Lantunan uyon-uyon, gending, solawatan silir-siliran.
Tepungnya akan turun ke bawah. Bagaimana bisa, kulit padi di atas?
Tentu saja tepung di atas, kulit padi segera dibuang setelahnya.
Baca Juga Cermin, Bosan, dan.....
Saat hubungan intim terjadi
Suami isteri atau selainnya
Siapa yang di atas?
Kesibukan dengan hasrat diri
Napsu dengan lawan jenis
Semata-mata demi kesenangan dan kenikmatan
Semata-mata demi keturunan
Semata-mata memelihara tatanan alam
Siapa yang di atas?
Di dunia ini makna sejati,
Bagaimana pun keadaannya
Tak peduli tepung, kiblat beserta menjulangnya menara
Tak peduli hubungan kamasutra
Ia akan tetap berada di atas
Ia lupa, lalu dongkrak kemuliaannya
Popularitasnya
Kehormatannya
Tempat tinggi kemudian
Jadi damba
Ia menghamba
Lunaslah kemudian segalanya